Senin 13 Jul 2020 06:11 WIB

Bank Sentral Israel Perkirakan Defisit Anggaran 13 Persen

Pemerintah Israel menyetujui bantuan 100 miliar shekel untuk yang terdampak Covid-19.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Bank terbesar di Israel, Bank Hapoalim.Bank sentral Israel menyebutkan defisit anggaran akan mencapai sekitar 13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini dan menjadi tujuh persen pada tahun depan.
Foto: Times of Israel
Bank terbesar di Israel, Bank Hapoalim.Bank sentral Israel menyebutkan defisit anggaran akan mencapai sekitar 13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini dan menjadi tujuh persen pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Gubernur Bank Sentral Israel (Bank of Israel) Amir Yaron memastikan akan mendukung pelaksanaan paket stimulus kedua untuk membantu pihak-pihak yang terdampak pandemi Covid-19. Dukungan ini dilakukan meski pengeluaran ekstra diprediksi mampu meningkatkan defisit anggaran dalam dua tahun ke depan.

Seperti dilansir Reuters, Ahad (12/7), pemerintah Israel telah menyetujui bantuan senilai 100 miliar shekel (29 miliar dolar AS), namun hanya sekitar setengahnya yang baru dialokasikan. Langkah ini memicu protes oleh ribuan orang pada Sabtu (11/7) malam di Tel Aviv. Mereka menganggap sikap pemerintah tidak layak dan tanggap terhadap krisis ekonomi yang kini menimpa.

Yaron menjelaskan, beban fiskal akan bertambah menjadi 15 miliar shekel pada 2020 dan 27 miliar pada 2021. Tambahan itu akan menyebabkan defisit anggaran menjadi sekitar 13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini dan menjadi tujuh persen pada tahun depan. Sebelum paket stimulus kedua, defisit diperkirakan masih berada pada level 11 persen dari PDB, naik 3,7 persen pada 2019.

Sementara itu, rasio utang terhadap PDB akan naik menjadi 76 persen pada 2020 dan menjadi 78 persen pada 2021. Sebelumnya, pada 2019, rasio utang berada pada level sekitar 60 persen.

Yaron menjelaskan, kini adalah waktu untuk memanfaatkan 'cadangan' negara guna mengurangi dampak krisis. "Selain itu, untuk memungkinkan ekonomi dan publik melalui tekanan pandemi dengan kerusakan seminimal mungkin,” katanya dalam pertemuan kabinet pada Ahad.

Bank Israel mempertahankan suku bunga acuannya pada 0,1 persen, pekan lalu sembari memperluas pembelian obligasi ke korporasi. Bank sentral memproyeksikan ekonomi nasional akan mengalami kontraksi enam persen pada 2020.

Tercatat, tingkat pengangguran meningkat menjadi 27 persen setelah lockdown dilakukan secara parsial di Israel pada Maret. Tapi, kini sudah menurun pada 21 persen seiring dengan orang-orang yang sudah kembali ditarik dari kebijakan 'dirumahkan'.

Pada pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan paket stimulus terbaru untuk masyarakat Israel yang kehilangan mata pencaharian akibat Covid-19. Ia mengatakan, langkah-langkah tersebut akan memberikan jaring pengaman ekonomi hingga tahun depan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement