Senin 13 Jul 2020 06:38 WIB

Waspada, Jika Sering Maksiat Namun Rezeki Lancar

Rezeki lancar namun sering maksiat, waspadalah.

Red: Muhammad Hafil
Waspada, Jika Sering Maksiat Namun Rezeki Lancar. Foto: Setop Maksiat
Foto: IlS
Waspada, Jika Sering Maksiat Namun Rezeki Lancar. Foto: Setop Maksiat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Ad Da'u wa ad-Dawa' (Terapi Penyakit Hati) mengatakan, sebagian kaum salaf berkata, "Bila engkau melihat Allah memberikan nikmat kepadamu secara terus menerus, sedang engkau tetap melakukan maksiat maka hati-hatilah. Sebab hal itu merupakan istidraj dari Allah. Yaitu, Dia menuruti semua kehendakmu agar kamu memasuki kemaksiatan yang engkau lakukan secara lebih mendalam."

Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf ayat 33-35:

Baca Juga

 وَلَوْلَآ أَن يَكُونَ ٱلنَّاسُ أُمَّةً وَٰحِدَةً لَّجَعَلْنَا لِمَن يَكْفُرُ بِٱلرَّحْمَٰنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِّن فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ

وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَٰبًا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِـُٔونَ

وَزُخْرُفًا ۚ وَإِن كُلُّ ذَٰلِكَ لَمَّا مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَٱلْءَاخِرَةُ عِندَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ

 

Artinya:

Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. Dan Kami buatkan pintu-pintu (perak) untuk rumah-rumah mereka dan Kami buatkan bagi mereka dipan-dipan tempat mereka bersandar, sebagai bentuk ujian dan cobaan bagi mereka. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

 

 

Dalam Sunan Tirmidzi disebtkan sabda Rasulullah:

"Sesungguhnya Allah memberikan dunia (kekayaan) bagi orang yang Dia cintai dan kepada orang yang tidak Dia cintai. Namun, Dia tidak memberi keimanan kecuali kepada orang yang Dia cintai."

Sebagian orang Salaf berkata, "Barangkali orang yang diberi nikmat Allah tidak mengetahui bahwa itu adalah istidraj dan barangkali dia tertipu oleh pandangannya sendiri, namun ia tidak menyadarinya. Boleh jadi pula dia terlena oleh pujian orang lain, sementara ia tidak menyadarinya juga."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement