Senin 13 Jul 2020 07:11 WIB

Warga Jakarta dan Jawa Tengah Positif Covid-19 di Bogor

Bogor telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di wilayah masing-masing orang posit

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Agus Yulianto
Penumpang bus mengikuti tes usap (swab) di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Penumpang bus mengikuti tes usap (swab) di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak tujuh orang dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani tes swab di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor. Tes yang berlangsung pada Jumat (10/7) itu, menyasar calon penumpang, sopir dan pengelola bus.

"Dari 114 swab, ada tujuh yang positif Covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno saat dihubungi, Ahad (12/7).

Dari tujuh orang positif itu, Retno memerincikan, tiga di antaranya merupakan warga Kota Bogor dan dua orang berasal dari Kabupaten Bogor. Sedangkan, sisanya masing-masing dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah sebanyak satu orang.

"Tiga warga Kota Bogor, dua dari Kabupaten Bogor, satu DKI Jakarta dan satu ber-KTP Jawa Tengah," katanya.

Retno menjelaskan, telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di wilayah masing-masing yang dinyatakan positif Covid-19. Sementara itu, untuk warga Kota Bogor yang positif Covid-19, pihaknya telah melakukan langkah isolasi dan segera melakukan penelusuran kontak dengan positif Covid-19.

Selain itu, Retno mengungkapkan, terdapat satu tambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor. Sehingga, kasus yang diumumkan pada Ahad, berjumlah empat orang, termasuk tiga positif dari hasil tes swab di Terminal Baranangsiang.

"Jadi total kasus positif Covid-19 ada 212 orang. 147 dinyatakan sembuh, 47 dalam perawatan, dan 18 orang dinyatakan meninggal dunia," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement