Senin 13 Jul 2020 08:20 WIB

Menpora Apresiasi PBSI Home Tournament

Menpora menilai, kejuaraan internal yang diselenggarakan oleh PBSI terasa berbeda.

Rep: Muhammad Ikhwanudin/ Red: Agung Sasongko
Menpora Zainudin Amali berharap para pengelola olahraga tradisional baik di pemerintahan atau kelompok masyarakat untuk terus mengembangkan olahraga tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa ke semua masyarakat, khususnya di kalangan anak muda milenial.
Foto: istimewa
Menpora Zainudin Amali berharap para pengelola olahraga tradisional baik di pemerintahan atau kelompok masyarakat untuk terus mengembangkan olahraga tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa ke semua masyarakat, khususnya di kalangan anak muda milenial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mendorong setiap cabang olahraga agar dapat mengembangkan kreativitasnya ditengah pandemi Covid-19. Menpora memberi contoh, olahraga yang tidak bersentuhan fisik secara langsung bisa menggelar kejuaraan secara internal.

Hal ini disampaikan Menpora usai menyaksikan pertandingan final sektor tunggal putra PBSI Home Tournament di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Menpora menilai, kejuaraan internal yang diselenggarakan oleh PBSI  terasa berbeda. Sebab, atlet yang bertanding tidak bisa disaksikan langsung oleh penonton. Tidak ada teriakan suporter dan perangkat pertandingan menerapkan protokol kesehatan. 

Menpora yang hadir untuk melihat secara langsung perjuangan atlet juga harus mematuhi protokol kesehatan. Setiap orang yang masuk ke Pelatnas Cipayung harus dilakukan pengecekan suhu tubuh, menggunakan hand sanitizer hingga face shield.  

Menpora juga mengatur jarak duduk dengan yang lainnya, termasuk dengan Sekjen PBSI Achmad Budiharto serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti. Juga tidak melakukan jabat tangan. Menpora sangat mengapresiasi turnamen ini demi prestasi atlet dimasa mendatang. 

“Jadi, cabor itu harus kreatif. Masa cabor bulu tangkis bisa (menggelar home tournament), yang lain tidak. Tapi, itu harus mematuhi protokol kesehatan. Nanti saya akan sampaikan itu ke cabor lain ya, dan terutama itu yang tidak bersentuhan fisik secara langsung. Kalau sepak bola atau bola basket itu belum ya,” kata Menpora dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (12/7).

Menpora melanjutkan, setiap cabor harus mempersiapkan atletnya untuk kejuaraan-kejuaraan yang akan datang. Untuk mempersiapkan hal itu, dinilai perlu terus berlatih dan menggelar turnamen secara internal. “Kan kita harus persiapkan itu, ada Olimpiade nantinya. Nah, atlet-atlet ini perlu untuk mencoba turnamen internal. Jadi mereka bisa membuktikan hasil latihannya selama ini,” ujar Menpora.

“Saya kira tanggung ya, atlet (di Pelatnas Cipayung) sudah berada di sini. Jangan ada perasaan jenuh. Target kejuaraan kedepanya, seperti ada Olimpiade nantinya. Waktu masih ada, perbaiki performa. Jaga stamina disaat pandemi ini. Protokol kesehatan harus dilakukan. Saya akan sering kesini, bahkan pernah janji dulu mau nginap disini sama mereka (atlet), tapi itu sebelum ada (pandemi) Covid-19. Tapi pas Covid-19 saya takut, dan mereka juga takut. Artinya sama-sama takut. Sekali lagi, jaga kesehatam dan patuhi protokol kesehatan,” jelas Menpora

Sekjen PBSI Achamd Budiharto menyampaikan terima kasih kepada Kemenpora. Ia mengatakan, PBSI akan terus berkreasi. “Suatu kebanggan Pak Menpora berkenan untuk hadir dan memberi dukungan, serta apresiasi nya. Kita akan berkreasi untuk kedepannya agar lebih baik,” jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement