REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika dakwah Nabi Muhammad SAW ditolak mati-matian dari kaum kafir Makkah, kondisi umat Muslim diterpa berbagai macam cobaan atas siksaan yang diterima. Maka ketika turun perintah untuk berhijrah dan meninggalkan Makkah, Nabi Muhammad SAW melantunkan doa.
Dalam kitab Sirah Sahabat karya Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy disebutkan Abu Nu’aim mentakhrij dari jalan Ibrahim bn Sa’d bin Muhammad bin Ishaq yang berkata ia mendengar Rasulullah mengucapkan doa. Doa itu diuacapkan ketika beliau hendak meninggalkan Makkah menuju Madinah.
Rasulullah berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakanku, yang tadinya aku bukanlah siapa-siapa. Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi dunia, cobaan masa, musibah siang dan malam,”
“Ya Allah, temanilah aku dalam perjalananku, jagalah keluargaku yang kutinggalkan. Berkahilah apa yang Engkau anugerahkan kepadaku, tundukkan aku kepadaMu. Tegakkanlah aku pada akhlak yang baik, buatlah aku mencintaiMu dan janganlah Engkau serahkan aku kepada manusia,”.
“Wahai Tuhanku, orang-orang adalah lemah sedangkan Engkau adalah Tuhanku. Aku berlindung dengan Wajah-Mu Yang Mulia, yang karenanya langit dan bumi bersinar, kegelapan tersibak dan urusan orang-orang yang terdahulu menjadi baik,”.
“Janganlah Engkau timpakan murkaMu dari hilangnya nikmat-Mu, datangnya siksaan-Mu, hilangnya afiat-Mu dan seluruh murka-Mu. Bagi-Mu lah segala kesudahan yang baik pada diriku menurut kesanggupanku, tiada daya kekuatan kecuali dari-Mu,”.