Senin 13 Jul 2020 09:59 WIB

Tokoh Agama Kuningan Bahas Kebangkitan Ekonomi Umat

Kuningan Jawa Barat masuk salah satu daerah termiskin di Indonesia.

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
Diskusi tokoh agama Kuningan Jawa Barat tentang ekonomi umat Islam.
Foto: Istimewa
Diskusi tokoh agama Kuningan Jawa Barat tentang ekonomi umat Islam.

RETIZEN -- Penulis: Imam Nur Suharno*

Dalam rangka menguatkan ekonomi umat Islam khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan, para ulama dan beberapa tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Silaturahim Keumatan Kuningan (FSKK) mengadakan seminar dengan tema Penguatan Ekonomi Keumatan, bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah (STISHK), pada hari Ahad, 12 Juli 2020.

Acara yang yang digagas oleh inisiator FSSK, KH Dodo Murtadho, Lc, yang juga Penasihat MUI Kuningan ini, menghadirkan dua pembicara utama, Dr Ayus Ahmad Yusuf, mewakili akademisi dan Yogi Tyandaru, mewakili praktisi.

Mengawali acara tersebut, Ketua Pelaksana KH Dr Alfan Syafi'i, yang juga Ketua STIS Husnul Khotimah Kuningan, dalam sambutannya menyampaikan seminar kali ini merupakan acara lanjutan dari dua acara silaturahim para tokoh agama yang sudah diadakan sebelum ini, yang mempunyai keprihatinan terhadap kondisi umat Islam di daerah Kuningan khususnya.

Dr Ayus, selaku pembicara pertama memaparkan tentang kondisi ekonomi makro dan mikro baik ditingkat nasional maupun ditingkat lokal. Dr Ayus yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kuningan mengingatkan tentang tingginya tingkat kemiskinan di Kuningan. 

Dari segi persentasi masyarakat miskin di Kuningan menempati urutan kedua di seluruh kabupaten yang ada di wilayah Jawa Barat. "Sedangkan dari segi jumlah penduduk miskin, Kuningan menempati urutan ke 13 di Jabar," tutur dosen IAIN Cirebon ini.

Sementara itu, Yogi Tyandaru, selaku pembicara kedua, menegaskan tentang pentingnya orang Islam menjadi pengusaha. H Yogi, yang merupakan direktur utama Toserba Fajar Kuningan tersebut, menyinggung beberapa kelemahan yang dimiliki oleh masyakarat pribumi.

Akibatnya, mereka gagal dalam menjalankan usaha, diantaranya sukar bekerjasama, rasa iri dengki yang tinggi dan seringkali bersifat royal.

Beberapa kesimpulan diskusi tersebut di antaranya. Potensi ekonomi umat di Kuningan 90%, pengusaha muslim belum banyak, lembaga pendidikan Islam besar, optimalisasi Baznas, utamakan membeli produk muslim & kekuasaan menjadi hal penting.

Seminar yang dipandu oleh moderator Dr KH Fenny Rahman, berjalan dengan lancar. Antusias para peserta cukup tinggi.

Turut hadir dalam seminar kali ini MUI Kabupaten Kuningan, FKUB Kuningan, NU Kabupaten Kuningan, Muhammadiyah Kabupaten Kuningan, PUI Kabupaten Kuningan, Persis Kabupaten Kuningan, DMI Kabupaten Kuningan, HAMIDA Kabupaten Kuningan, DKM Syi'arul Islam Kabupaten Kuningan, UNIKU, UNISA, STKIP Muhammadiyah Kuningan, dan STIKKU Kuningan.

Juga, STIKES Muhammadiyah Kuningan, STIS Husnul Khotimah Kuningan, STIQ Al-Multazam, Pimpinan Pesantren Husnul Khotimah, Pimpinan Pesantren Al-Multazam, Pimpinan Pesantren Al Ikhlas Ciawilor Ciawigebang, Pimpinan Pesantren Al-Mutawalli Bojong Cilimus, Pimpinan Pesantren Syamsul Huda Windusengkahan Kuningan, Tokoh Agama, Cendikiawan dan Pengusaha Muslim. (Mualim-Ketua LP3M STISHK).

*Penulis: Imam Nur Suharno, Kuningan Jawa Barat

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement