Senin 13 Jul 2020 12:13 WIB

Hagia Sophia Jadi Masjid, Barat Jangan Lupakan Sejarah

Kita harus sambut Hagia Sophia jadi masjid yang sudah diperjuangkan Erdogan

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
 Orang-orang mengunjungi Hagia Sophia era Bizantium, salah satu tempat wisata utama Istanbul di distrik Sultanahmet Istanbul yang bersejarah pada hari Kamis, 25 Juni 2020. Bangunan abad ke-6 ini sekarang menjadi pusat perdebatan sengit antara kelompok-kelompok konservatif yang menginginkannya. untuk diubah menjadi masjid dan mereka yang percaya situs Warisan Dunia harus tetap menjadi museum.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Orang-orang mengunjungi Hagia Sophia era Bizantium, salah satu tempat wisata utama Istanbul di distrik Sultanahmet Istanbul yang bersejarah pada hari Kamis, 25 Juni 2020. Bangunan abad ke-6 ini sekarang menjadi pusat perdebatan sengit antara kelompok-kelompok konservatif yang menginginkannya. untuk diubah menjadi masjid dan mereka yang percaya situs Warisan Dunia harus tetap menjadi museum.

RETIZEN -- Pengirim: Fajri Hamdan*

Sebagian bangsa Barat berjiwa penjajah memang terkenal munafik dan lupa sejarah masa lalu.

Mereka sekarang berlagak sebagai pembela HAM dan demokrasi, padahal dulu mereka adalah pembantai umat manusia dari Amerika Latin sampai Afika.

Mereka, oknum-oknum Barat yang sok pahlawan modern, lupa sejarah jika dulu mereka adalah perampas kekayaan negara-negara lain.

Begitu juga dalam soal Hagia Sophia yang berubah menjadi masjid, ada kalangan Barat yang menentang keras dan mereka juga lupa sejarah.

Barat lupa ada ratusan bahkan ribuan masjid yang mereka tutup, mereka ubah jadi masjid, jadi kafe, jadi markas militer, hingga menjadi sekolah.

Jejak sejarah ini bisa kita lihat di Yunani, Italia, Spanyol, Siprus Yunani, Israel, dan lain-lain. 

Ketika Turki mengubah Hagia Sophia jadi masjid, mereka ribut. Sepertinya mereka mengidap penyakit pelupa akut. 

Hak Turki dan Erdogan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid, seperti hak Spanyol, Italia, Yunani dan lain-lain yang mengubah masjid jadi gereja.

Amerika juga sudah tidak punya wewenang untuk bicara toleransi. Kasus-kasus memalukan terkait pelanggaran HAM, diskriminasi, rasialis, hingga kebanggaan atas kulit putih semakin hari semakin memalukan di Amerika.

Muslim diserang, masjid diserang. Amerika seperti ini sudah tidak ada lagi otoritas bicara toleransi soal Hagia Sophia. 

Ingat, tak ada toleransi yang dilanggar di Hagia Sophia. Turki sudah 500 tahun lebih urus dan besarkan Hagia Sophia. 

Jadi, hati-hati bicara toleransi ya. Maju terus Presiden Erdogan. Maju terus Turki.

*Pengirim: Fajri Hamdan, Banda Aceh, NAD

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement