REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS -- Kendala pada lahan rawa dan tanah gambut di Provinsi Kalimantan Tengah bukan halangan bagi penyuluh pertanian pusat dan daerah. Melainkan tantangan untuk mengembangkan kawasan pertanian terintegrasi (food estate) seluas 165 ribu hektar di Provinsi Kalimantan Tengah, yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo sebagai lumbung pangan nasional.
Presiden Jokowi menargetkan food estate Kalteng menjadi sumber cadangan logistik nasional untuk mencegah kekurangan pasokan pangan dalam negeri. Cadangan logistik tersebut juga untuk mengantisipasi krisis pangan di tengah pandemi Covid-19 dan kemarau, mengacu pada prediksi Badan Pangan PBB (FAO).
Dukungan penyuluh dilakukan melalui identifikasi, verifikasi dan validasi (Verval) selama empat hari, 7 - 10 Juli, oleh penyuluh pusat Kementerian Pertanian RI bersama penyuluh Kalteng. Tujuan Verval meminimalisir kendala di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Kedua kabupaten direncanakan sebagai lokasi uji coba musim tanam padi pertama (MT I) pada Oktober 2020 - Maret 2021 (Okmar) seluas 28 ribu hektar.
Hasil Verval? "Petani memilih benih lokal. Varietas unggul dinilai merugikan lantaran butuh modal besar. Harga jual beras murah. Jaringan irigasi tidak optimal," kata Sarmino, Koordinator BPP Kapuas Timur seraya berharap 'campur tangan' pemerintah pusat di Kalteng mendorong petani mampu menanam padi minimal dua kali setahun.
Kendala lain, kata Sarmino, tenaga kerja minim. Alat mesin pertanian (Alsintan) bisa dihitung jari. Pupuk kerap telat datang. Kalau pun ada, jumlahnya terbatas. Lahan masam memicu gagal usaha tani. Akibatnya, petani terpaksa menanam padi hanya satu kali dalam setahun.
"Tim Pusluhtan di Kalteng melakukan Verval terhadap sumber daya alam, SDM dan sumber daya ekonomi pada enam kecamatan. Juga identifikasi masalah dilanjutkan tinjau lapangan untuk mengetahui fakta lapangan dan masalah yang dikemukakan pengurus kelompok tani yang hadir pada pertemuan di BPP," kata Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) Leli Nuryati.
Kegiatan Pusluhtan di Kalteng melaksanakan instruksi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Penyuluh adalah garda terdepan pembangunan pertanian, selayaknya penyuluh bertindak tak ubahnya 'Kopassus' di sektor pertanian.
"Penyuluh harus mampu bertindak seperti pasukan Kopassus untuk mengawal operasional program dan kebijakan pemerintah pusat di sektor pertanian bersama penyuluh provinsi maupun kabupaten dan kota," kata Dedi Nursyamsi pada seminar online (Webinar) yang digelar Universitas Palangka Raya, penghujung Juni lalu.
Kegiatan Pusluhtan di Kalteng dipimpin Kapusluh Leli Nuryati. Koordinasi lapangan oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan, I Wayan Ediana disertai Kasubbid Kelembagaan Petani, Dwi Hayanti. Suplai data dan koordinasi online oleh Kasubbid Informasi dan Materi, Septalina Pradini di Jakarta melalui Agriculture Operation Room (AOR) maupun Cyber Extention (Cybex).
Penyuluh pusat dan daerah bekerja sinergis di Kalteng merealisasikan tujuan ideal Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani). "Kembangkan KostraTani layaknya orkestra penyuluh," pesan Mentan Syahrul.
Tim Pusluhtan menyebar di dua kabupaten. Kapuas dipimpin Kabid I Wayan Ediana didampingi penyuluh pusat di antaranya Yulia Tri Sedyowati, Inang Sariyati, Wellyana Sitanggang dan Mugi Lestari di BPP Kapuas Murung. Sementara Kapusluh Leli Nuryati didampingi Kasubbid Dwi Hayanti menyambangi BPP Batoh disertai penyuluh pusat Siti Nurjanah dan Susi Deliana Siregar.
Kegiatan Verval hari ketiga memicu semangat tim Pusluhtan. Pasalnya, Presiden Jokowi datang di Kapuas dan Pulang Pisau didampingi Gubernur Sugianto Sabran pada Kamis (9/7). Selain Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, turut hadir Menhan Prabowo Subianto; Menteri PUPR Basuki Hadimulyono; dan KSP Moeldoko.
Kunjungan Jokowi di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup tak jauh dari kegiatan Verval di Kapuas. Potensial lahan 20.704 hektar. Dari jumlah tersebut, lahan yang fungsional mencapai 5.840 hektar. Begitu pula kunjungan kedua Jokowi di Pulang Pisau, tepatnya di Desa Belanti Siam. Potensi lahannya 10.000 hektar.
“FAO sudah mengeluarkan peringatan, krisis pangan akan melanda dunia karena pandemi, juga karena musim yang tidak bisa diprediksi. Kita menyiapkan sekarang ini yang namanya cadangan logistik nasional,” kata Presiden Jokowi di Kabupaten Pulang Pisau.
Mentan Syahrul menambahkan Presiden Jokowi menginstruksikan Kementan untuk menyiapkan Kalteng, dengan potensi rawa menjadi lahan pertanian produktif. "Kita harus yakin mampu membangun food estate."
Sarmino menambahkan dari 30 ribu hektar potensi lahan di Kapuas, sekitar 1.000 hektar akan menjadi kawasan uji coba dan demo (Demplot). "Sekitar 187 hektar di lokasi yang dikunjungi Presiden Jokowi, terbagi dua untuk Kapuas dan Pulang Pisau."
Sementara untuk irigasi, Dedi Nursyamsi mengatakan kendala jaringan irigasi diatasi dengan sistem aliran satu arah. Ada tabat dengan kayu ulin dan tabat dengan pipa oleh kegiatan Optimalisasi Lahan 2018. "Kunci sukses lahan rawa adalah sistem tata air mikro." Sedangkan kendala umum lahan rawa adalah populasi, keterbatasan tenaga kerja diatasi dengan Alsintan prapanen dan pascapanen.