REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media asal China, China Xinhua News meluruskan berita yang memuat bahwa batik berasal dari China di akun resmi Twitter media tersebut. Sebelumnya, China Xinhua News mengklaim batik sebagai warisan budaya milik mereka.
Dalam video sepanjang 49 detik yang dibagikan di akun Twitter, @XHNews Ahad (12/7)lalu, dijelaskan tentang bagaimana proses membatik yang dilakukan perajin China. Beragam motif dibuat, baik di kain maupun topi, dibuat oleh perajin dari China.
Namun, pada Senin (13/7) Xinhua meluruskan beritanya dengan menyebut akun resmi Twitter Kementerian Luar Negeri RI. "Kerajinan cetak lilin China kuno sangat terampil dan memakan waktu. Kerajinan ini juga dikenal sebagai batik, sebuah kata asal Indonesia yang mengacu pada teknik pewarnaan berlapis lilin yang dipraktikkan di banyak bagian dunia. Terima kasih untuk @Kemlu_RI," cicit Xinhua, Senin (13/7) merujuk pada cicitan klaim batik sebelumnya.
Tim informasi dan media (infomed) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui salah satu stafnya di Twitter memberi informasi atas klaim media China tersebut. "Kata Batik pasti berasal dari Jawa Indonesia. Tetapi seni/teknik ini ditemukan di berbagai negara dan pertama kali dikembangkan di Mesir pada abad ke-4. Memang kata batik milik Indonesia, tetapi seni/ teknik (milik) dunia," jawab salah satu tim media Kemenlu melalui akun Twitternya @Novanhoe.
Sebelumnya, banyak pihak yang menjawab klaim China terhadap kata "batik" itu. "Batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di China. Menggunakan lilin yang meleleh dan alat seperti spatula, orang (perajin) mewarnai kain, dan memanaskannya untuk menghabiskan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern. #AmazingChina," begitu deskripsi akun @XHNews kemarin.