Senin 13 Jul 2020 17:17 WIB

Sekolah di Kota Tasikmalaya Belum Diizinkan Tatap Muka

Sampai saat ini Kota Tasikmalaya masih termasuk ke dalam zona biru.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Satpol PP memberikan himbauan kepada pelajar yang terjaring razia di Taman Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). Razia dilakukan untuk mengantisipasi pelajar yang melakukan aktivitas diruang publik agar mengikuti proses belajar dengan sistem daring di rumah sebagai antisipasi pencegahan virus corona.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Petugas Satpol PP memberikan himbauan kepada pelajar yang terjaring razia di Taman Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). Razia dilakukan untuk mengantisipasi pelajar yang melakukan aktivitas diruang publik agar mengikuti proses belajar dengan sistem daring di rumah sebagai antisipasi pencegahan virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum memberi izin sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka. Sebab, daerah itu belum dinyatakan aman dari penyebaran Covid-19.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, sampai saat ini Kota Tasikmalaya masih termasuk ke dalam zona biru. Sementara yang diperbolehkan melakukan KBM tatap muka hanya sekolah yang berada di daerah zona hijau.

"Sekolah sampai hari ini kita belum berikan izin tatap muka. Sebelum hijau, kita belum berani merekomendasikan," kata dia, Senin (13/7).

Ia menjelaskan, anak-anak sekolah masih diharuskan belajar dari rumah dengan sistem daring. Hal itu untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Apalagi, lanjut Budi, kasus Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) sempat melonjak tinggi dari kasus Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD). Termasuk, kasus di Kota Tasikmalaya, kasus Covid-19 sempat meningkat.

"Ini menjadi kewaspadaan kita semua. Apalagi ada informasi dari WHO kecenderungan virus ini bisa menyebar di udara," kata dia.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, total kasus di daerah itu mencapai 55 kasus hingga Senin pagi. Sebanyak 30 kasus terkonfirmasi melalui uji usap (swab test) dan 25 orang melalui uji cepat (rapid test). Dari total kasus itu, 50 orang telah dinyatakan sembuh, dua orang masih dalam perawatan, dan tiga orang meninggal dunia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement