REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Selama dua pekan, sebuah kasus kekerasan seksual terhadap beberapa perempuan muncul di Mesir. Para korban menggambarkan, peristiwa tersebut bermula dari pertemuan dengan seorang mahasiswa di universitas paling elite di Mesir secara langsung dan daring, kemudian terjadi penipuan, pelecehan seksual, penyerangan, pemerasan, atau pemerkosaan.
Beberapa perempuan di bawah umur ketika dugaan kejahatan terjadi. Secara keseluruhan, lebih dari 100 korban telah muncul melalui media sosial dalam dua pekan tersebut. Kasus itu pun mengangkat kembali gerakan #MeToo di media sosial.
Perwakilan dari pusat hak-hak perempuan, Abuel-Komsan, menyatakan, setidaknya 10 perempuan telah secara resmi melaporkan klaim mereka. Aktivis pun membuat akun Instagram @assaultpolice untuk mengumpulkan tuduhan dan lebih dari 100 akun telah berbicara.
"Kami menuntut untuk didengarkan...Kami hanya menggunakan apa yang kami miliki, meminjamkan suara kami untuk mudah-mudahan membuat semacam perubahan," kata penulis yang berada di Amerika Serikat dan mengelola akun tersebut, Sabah Khodir.