REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis, pasar Surat Berharga Negara (SBN) akan semakin tumbuh dan berkelanjutan. Keyakinan ini tergambarkan dari dominasi generasi milenial pada pembelian Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI017 dan pertumbuhan investor generasi Z atau usia pelajar.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu mencatat, jumlah investor generasi milenial yang membeli ORI017 mencapai 18.452 orang atau berkontribusi sekitar 43 persen. Di sisi lain, porsi investor dari generasi Z mencapai satu persen, meningkat dari 0,22 persen saat penerbitan ORI016 pada tahun lalu.
"Data tersebut menumbuhkan optimisme bahwa dengan semakin banyaknya generasi muda yang berinvestasi di SBN, maka pasar SBN ke depannya akan semakin tumbuh dan sustainable karena basis investor di dalam negeri yang semakin kuat," ujar Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam keterangan resminya, Senin (13/7).
Secara total, investor ORI017 mencapai 42.733 orang dengan nilai pemesanan Rp 18,33 triliun. Deni menyebutkan, angka ini memecahkan rekor penerbitan SBN Ritel tertinggi sejak dijual secara online pada 2018, baik secara nominal, jumlah total investor maupun jumlah investor baru.
Kondisi tersebut menggambarkan animo masyarakat yang sangat tinggi di instrumen milik pemerintah, sekalipun di tengah kondisi serba tidak pasti. Deni mengatakan, ada beberapa faktor yang mendasarinya, termasuk aspek keamanan. “ORI merupakan produk investasi yang diterbitkan Pemerintah sehingga terjamin pembayaran pokok dan kuponnya serta ditawarkan dengan imbal hasil yang menarik,” katanya.
Selain itu, Deni menambahkan, aspek kenyamanan berkontribusi atas pencapaian rekor ORI017. Di tengah kondisi pembatasan sosial, proses pemesanan ORI017 yang dapat dilakukan secara online sangat membantu para investor.
Faktor ketiga, aspek kepedulian sosial. Deni menjelaskan, pembelian ORI017 dapat dilihat sebagai bentuk dukungan masyarakat untuk bergotong-royong bersama pemerintah mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, hasil penawaran ORI017 memang ditujukan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program penanggulangan dan pemulihan dampak pandemi Covid-19.
Tercatat, sebanyak 56 persen dari total investor atau sekitar 23.949 orang yang membeli ORI017 merupakan investor baru. Jumlah nominal pembelian mereka sebesar Rp 8,8 triliun atau 48 persen dari total nominal ORI017.
Dari sisi mitra distribusi (midis), Deni menjelaskan, perbankan masih menguasai market share penjualan ORI017, baik dari nominal maupun jumlah investor masing-masing sebesar 98,5 persen dan 92,6 persen.
Tapi, dari sisi jumlah investor, porsi midis teknologi finansial (tekfin) menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan pada penerbitan ORI sebelumnya, yaitu dari 7,8 persen menjadi 11,9 persen.
Rata-rata volume pemesanan terkecil juga berasal dari kelompok midis tekfin yaitu sebesar Rp19,9 juta per pembelian ORI017. "Semakin kecil rata-rata volume pemesanan SBN ritel menunjukkan tingkat keritelan yang semakin baik dan mencerminkan perkembangan yang positif atas upaya peningkatan inklusi keuangan," ujar Deni.