Senin 13 Jul 2020 18:35 WIB

Karhutla, Perhutani Surakarta akan Bangun Penampungan Air

Pembuatan penampungan air tak akan mengganggu aliran air untuk konsumsi dan pertanian

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Asap akibat kebakaran Gunung Lawu terlihat dari Desa Sidokerto, Kecamatan Sidorejo, Magetan, Jawa Timur, (ilustrasi). Untuk mencegah karhutla Perhutani Surakarta membuat bak-bak penampungan di  lereng Gunung Lawu.
Foto: Antara/Siswowidodo
Asap akibat kebakaran Gunung Lawu terlihat dari Desa Sidokerto, Kecamatan Sidorejo, Magetan, Jawa Timur, (ilustrasi). Untuk mencegah karhutla Perhutani Surakarta membuat bak-bak penampungan di lereng Gunung Lawu.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta, berencana membuat penampungan air di lereng Gunung Lawu untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi setiap tahun. Hal itu dilakukan agar pemadaman karhutla lebih efisien.

Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, mengatakan, selama ini pemadaman karhutla di Gunung Lawu dilakukan dengan membawa air dari bawah. Hal itu dianggap cukup menyulitkan. Sedangkan opsi memadamkan karhutla dengan menyemprotkan air dari pesawat juga dianggap tidak mudah.

Baca Juga

"Di lereng Lawu banyak sumber air. Pak Kapolres (Kapolres Karanganyar AKBP Leganek Mawardi) punya ide membuat semacam dam-dam penampung. Hanya sederhana, aliran yang turun ditampung dibangunan terbuat dari semen kecil di beberapa tempat. Ketika ada karhutla teman-teman tinggal mengambil air di penampungan terdekat," jelasnya kepada wartawan akhir pekan lalu.

Sugi menyatakan sudah beberapa kali melakukan survei lapangan. Salah satunya di sebelah atas Telaga Madirda. Di lokasi tersebut ada beberapa titik yang direncanakan dibuat penampungan. Dalam waktu dekat, titik pembangunan penampungan akan ditentukan.

Sugi memastikan, pembuatan penampungan air tidak akan mengganggu aliran air yang selama ini dimanfaatkan untuk konsumsi dan pertanian oleh warga di lereng Lawu.

"Hanya dibendung, airnya tetap mengalir. Setelah dibendung kan airnya menggenang, kalau sudah penuh kan akan mengalir lagi. Selama ini air yang mengalir sebenarnya banyak yang terbuang. Jadi ini tidak akan mengganggu konsumsi dan pertanian," ungkapnya.

Menurutnya, karhutla itu sudah menjadi perhatian nasional. Gunung Lawu menjadi salah satu gunung yang menjadi perhatian nasional. Sehingga dalam penanganan karhutla di Gunung Lawu, Perhutani selalu berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar, Polres Karanganyar, dinas-dinas terkait, serta para relawan.

"Para relawan menjadi garda terdepan membantu penanganan, mereka tanpa komando langsung lari ketika ada kebakaran di atas. Dalam waktu dekan kami akan agendakan apel siaga untuk semua stakeholder termasuk relawan untuk mempersiapkan penangana karhutla karena dalam waktu dekat musim kemarau tiba," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement