Senin 13 Jul 2020 20:05 WIB

Cegah Impor, Bulog Diminta Tingkatkan Serapan Gabah

Jikapun impor, sulit mencari negara pengekspor beras di saat seperti ini.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memanen padi menggunakan mesin (ilustrasi). Bulog diminta meningkatkan serapan gabah guna mencukupi cadangan beras.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Pekerja memanen padi menggunakan mesin (ilustrasi). Bulog diminta meningkatkan serapan gabah guna mencukupi cadangan beras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) meminta Perum Bulog meningkatkan penyerapan gabah. Hal itu sebagai antisipasi paceklik beras yang biasa dimulai pada September.

Baca Juga

Koordinator Nasional KRKP, Said Abdullah, mengatakan, musim tanam gadu memiliki risiko yang lebih besar daripada musim tanam rendeng. Karena itu, peran Bulog diperlukan sebagai penguat cadangan stok beras. Terlebih, cadangan beras Bulog menjadi salah satu pertimbangan impor beras.

"Bulog harus diperkuat lagi perannya, jangan sampai lengah sedikit walaupun produksi gabah tetap ada," kata Said kepada Republika.co.id, Senin (13/7).

Said mengatakan, indikator utama dibukanya keran impor beras yakni pergerakan harga pasar yang terus merangkak naik. Tanpa diimbangi ketahanan stok beras di gudang Bulog, pemerintah dapat membuka kebijakan impor. Namun, jika Bulog memiliki stok memadai, tentunya dapat lebih leluasa melakukan stabilisasi harga.

Ia menambahkan, kalaupun nantinya Indonesia membutuhkan impor beras, mencari negara eksportir dalam situasi saat ini tidak mudah. Jika ada, Said menilai harga beras akan jauh lebih mahal dari tahun lalu. "Ini agak riskan karena harga beras dunia trennya naik sejak 2019," kata Said.

Mengutip data indeks harga beras dunia Food and Agriculture Organization (FAO) rerata harga beras sepanjang Juni 2020 sebesar 114,8 poin. Angka itu lebih rendah dari posisi Mei 2020 yang mencapai 115,8 poin. Namun, jauh lebih tinggi dibandingkan Juni 2019 yang hanya 100,7 poin.

Adapun, data terakhir Bulog, posisi cadangan stok beras masih di kisaran 1,3 juta ton hingga 1,4 juta ton. Bulog mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk menjaga stok beras pada level satu juta ton hingga 1,5 juta ton. Sementara, realiasi pengadaan gabah/beras hingga 13 Juli 2020 telah mencapai 788 ribu ton atau 56,1 persen dari target pengadaan beras 1,4 juta ton.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement