Senin 13 Jul 2020 21:56 WIB

Riset: Imunitas Pasien Covid-19 Hilang Sementara Usai Sembuh

Pasien Covid-19 yang sembuh diperkirakan kehilangan imunitas selama beberapa bulan.

  Seorang pasien menerima uji coba vaksin yang berpotensi menjadi vaksin Covid-19.
Foto: Ted S. Warren/AP
Seorang pasien menerima uji coba vaksin yang berpotensi menjadi vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasien Covid-19 yang sudah sembuh diperkirakan akan kehilangan imunitas atau kekebalan selama beberapa bulan setelah sakit. Virus ini juga mungkin akan terus ada dan menginfeksi orang, seperti halnya flu biasa yang ada saat ini.

Kesimpulan ini didapat dari penelitian ilmuwan di King’s College London, Inggris, yang dimuat the Guardian, Senin (13/7). Tim meneliti respons kekebalan tubuh lebih dari 90 pasien dan tenaga kesehatan di yayasan Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust. 

Hasilnya, level antibodi memuncak sekitar tiga pekan sejak pertama kali virus corona menimbulkan gejala. Setelah itu, kadar antibodi menurun. 

Hasil tes darah menunjukkan, ada 60 persen pasien yang menunjukkan respons antibodi berada pada puncaknya dalam melawan virus corona. Namun, hanya 17 persen dari mereka yang menunjukkan level kemampuan yang stabil dalam waktu tiga bulan kemudian. 

Bahkan dalam periode tersebut, mayoritas antibodi pasien merosot 23 kali lipat. Beberapa kasus malah menunjukkan antibodi tersebut tidak bisa terdeteksi keberadaannya. 

"Orang memproduksi respons antibodi terhadap virus ini, namun kemudian menurun dalam waktu singkat dan tergantung seberapa tinggi puncak (level antobodi), maka itulah yang akan menentukan seberapa lama antibodinya bertahan," kata Dr Katie Doores, ketua tim peneliti King’s College London.

Penelitian ini memiliki implikasi pada pengembangan vaksin dan juga upaya untuk menciptakan herd immunity di tengah masyarakat. Sistem kekebalan tubuh memiliki beberapa cara untuk melawan virus corona.

Namun, jika antibodi menjadi pertahanan utama dalam melawan sang virus, hasil temuan ini menunjukkan bahwa pasien yang sudah sembuh bisa terinfeksi kembali dalam gelombang musiman. Ini juga berarti, vaksin mungkin tidak akan bisa melindungi untuk jangka waktu lama.

"Infeksi cenderung membuat kita memiliki respons antibodi, maka jika infeksi membuat level antibodi menurun dalam dua atau tiga bulan, berarti vaksin juga punya potensi seperti itu," kata Doores. "Orang akan perlu boosting dan satu kali suntikan mungkin tidak akan memadai."

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement