Selasa 14 Jul 2020 07:05 WIB

Polda Baru Bisa Identifikasi 19 Anak Korban Predator Frans

Warga Prancis, Francois Abello Camille menyimpan video tak senonoh 305 anak.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Tersangka predator 305 anak, Francois Abello Camille (tengah).
Foto: ANTARA/ADAM BARIQ
Tersangka predator 305 anak, Francois Abello Camille (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi hingga Senin (13/7), baru berhasil mengidentifikasi 19 dari 305 anak yang menjadi korban eksploitasi seksual warga negara asing berkebangsaan Prancis, Francois Abello Camille (FAC) alias Frans (65 tahun).

"Kami akan terus berupaya untuk bisa mengidentifikasi korban-korban. Mereka warga kita, anak-anak kita semuanya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mako Polda Metro Jaya, Senin.

Yusri menyebutkan, jumlah anak korban eksploitasi Frans mencapai 305 orang berdasarkan jumlah video tidak senonoh yang ditemukan penyidik dalam laptop Frans. Kendala utama pihak kepolisian dalam mengidentifikasi korbannya adalah hampir semua korbannya tidak mempunyai KTP elektronik.

"Saya sampaikan lagi bahwa kendala di sini mengindentifikasi si korban-korban yang lain, memang ada gambarnya. Kalau sudah punya KTP-el, kami bisa karena sudah ada alat face recognition (pengenalan wajah)," ujar Yusri.

Yusri berharap, penyidik bisa segera mengidentifikasi anak-anak korban eksplotasi seksual tersebut agar bisa segera mendapatkan pendampingan dan penanganan oleh Kementerian Sosial. "Sudah disampaikan oleh Mensos langsung bahwa dalam hal ini kami harus kerja sama dengan Kemensos dan PPA untuk bisa trauma healing terhadap korban," katanya.

Tersangka Frans diketahui telah meninggal pada Ahad malam, akibat percobaan bunuh diri. Tersangka Frans kepergok menjerat lehernya sendiri menggunakan kabel di dalam sel Rutan Polda Metro Jaya pada hari Kamis (9/7).

Petugas yang memergoki Frans dalam kondisi lemas kemudian langsung melepaskan jeratan kabel tersebut, lalu melarikan tersangka ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Meski sudah mendapat perawatan medis di rumah sakit selama tiga hari, tersangka akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Ahad (12/7) pukul 20.00 WIB.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement