REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sejumlah lembaga medis di Jepang dilaporkan memotong bonus musim panas bagi para staf. Hal Ini dilakukan karena banyak rumah sakit dan klinik menghadapi krisis keuangan akibat berkurangnya pemasukan dari perawatan rutin yang ditunda selama pandemi virus corona jenis baru.
Federasi Serikat Pekerja Medis Federasi Jepang mengatakan bahwa dari 338 organisasi yang disurvei, 115 berencana untuk memotong bonus di bawah level tahun lalu. Kondisi kerja yang berat bersama dengan pengurangan gaji seperti saat ini, dikatakan dapat membuat lebih banyak staf medis memutuskan pensiun dini.
Meskipun jumlah kasus Covid-19 yang serius telah mereda di Jepang, epidemi ini membawa sistem medis negara itu ke ambang kehancuran pada April dan Mei, di mana banyak pasien mengisi unit perawatan intensif dan rumah sakit yang berurusan dengan wabah internal. Fumie Sakamoto, manajer pengendalian infeksi di Rumah Sakit Internasional St Luke di Ibu Kota Tokyo mengatakan rumah sakit yang menerima pasien Covid-19 menjadi sangat terpukul secara finansial.
“Masa depan tidak terlihat cerah, terutama di Tokyo karena jumlah kasus baru meningkat lagi,” ujar Sakamoto, dilansir The Strait Times, Senin (13/7).
Setidaknya dua pertiga dari seluruh rumah sakit di Jepang saat ini dilaporkan beroperasi dalam kondisi defisit keuangan. Angka tersebut adalah 90 persen di antara lembaga yang memakai pasien Covid-19 di Tokyo, di mana infeksi harian baru telah melonjak hingga lebih dari 200 dalam beberapa hari terakhir.
Bagi para pekerja medis di Jepang, bonus yang didapatkan selama ini sering diandalkan sebagai bagian dari kompensasi reguler mereka, secara efektif berarti pemotongan gaji, dan tekanan keuangan mulai mempengaruhi hubungan pekerja. Media lokal sempat melaporkan keputusan dari Tokyo Women's Medical University untuk memotong bonus musim panas mendorong hingga 400 perawat untuk pensiun.
Staf medis di Rumah Sakit Funabashi Futawa juga dilaporkan melakukan pemogokan pada akhir pekan lalu karena pemotongan bonus, menurut foto yang diunggah di media sosial. Meski demikian, hingga saat ini tak ada pihak dari rumah sakit di Negeri Matahari Terbit yang memberi komentar secara resmi atas keputusan pemotongan bonus yang dilakukan tersebut.