Selasa 14 Jul 2020 09:10 WIB

Kebijakan Lockdown California Suramkan Prospek Ekonomi AS

California merupakan mesin pertumbuhan pekerjaan di AS.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Keputusan Gubernur California Gavin Newsom untuk kembali memberlakukan pembatasan pada bar, restoran, pusat kebugaran dan bahkan pekerjaan kantor biasa akan meredupkan prospek pemulihan Amerika. Pembatasan ini dilakukan untuk mengurangi lonjakan infeksi virus corona baru (Covid-19).
Foto: EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Keputusan Gubernur California Gavin Newsom untuk kembali memberlakukan pembatasan pada bar, restoran, pusat kebugaran dan bahkan pekerjaan kantor biasa akan meredupkan prospek pemulihan Amerika. Pembatasan ini dilakukan untuk mengurangi lonjakan infeksi virus corona baru (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Keputusan Gubernur California Gavin Newsom untuk kembali memberlakukan pembatasan pada bar, restoran, pusat kebugaran dan bahkan pekerjaan kantor biasa akan meredupkan prospek pemulihan Amerika. Pembatasan ini dilakukan untuk mengurangi lonjakan infeksi virus corona baru (Covid-19).

California yang juga dikenal sebagai Negara Bagian Emas (Golden State) mempekerjakan lebih banyak pekerja dibandingkan negara bagian lain di Amerika. Seperti dilansir di Reuters, Selasa (14/7), tingkat produksi California hampir sama dengan akumulasi produksi di Florida dan Texas, dua negara bagian lain yang menghadapi tingkat penyebaran Covid-19 tinggi.

Baca Juga

Setelah Great Recession, California merupakan mesin pertumbuhan pekerjaan yang tidak dapat ditampik. Negara bagian ini menciptakan sekitar satu dari tujuh pekerjaan, lebih tinggi dibandingkan negara bagian lain mana pun.

Sebagai perbandingan, selama ekspansi 12 tahun pascakrisis keuangan, Texas menciptakan satu dari setiap delapan pekerjaan di AS. Sedangkan, Florida hanya satu dari tiap 11 pekerjaan.

Kesuraman semakin dirasakan ketika dua distrik sekolah terbesar di California, Los Angeles dan San Diego, memutuskan hanya membuka kelas online ketika aktivitas belajar mengajar dimulai bulan depan. Langkah ini akan menjadi tantangan bagi orang tua dari 825 ribu siswa yang harus kembali bekerja.

Pada Maret, California menjadi negara bagian  yang mengalami banyak kehilangan pekerjaan. Sekitar 2,6 juta pekerjaan menghilang dari California pada Maret dan April atau setara dengan gabungan kehilangan pekerjaan di Texas dan Florida.

Saat itu, California merupakan negara bagian Amerika pertama yang memberlakukan perintah tinggal di rumah (stay at home) untuk menekan laju penyebaran virus. Tujuannya, tentu saja, untuk menghentikan infeksi yang tidak terkendali, sehingga mampu menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik dan membuat pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat. Tapi, sejauh ini, belum berhasil.

Banyak negara bagian mulai dibuka kembali pada Mei. California mengizinkan dunia usaha kembali melanjutkan aktivitas, meski dengan kecepatan lebih lambat dibandingkan negara bagian lain. ini terlihat dari data pekerjaan negara bagian terbaru: tambahan pekerjaan di California hanya 141.600 pekerjaan, sementara Florida dan Texas masing-masing mencapai 183 ribu dan 237 ribu.

Pada saat bersamaan, virus kembali muncul di banyak negara dengan peningkatan terbesar di Florida, Texas, Arizona dan California. Hal ini memaksa gubernur di semua negara bagian untuk memberlakukan kembali beberapa pembatasan sosial.

Tapi, kebijakan California untuk kembali melakukan pembatasan akan berdampak lebih signifikan dibandingkan ketika negara bagian lain melakukan hal serupa. Sebelum pandemi, California menyumbang sekitar 14 persen dari seluruh ekonomi Amerika. Artinya, ketika mereka menerapkan protokol kesehatan, dampaknya akan besar terhadap ekonomi nasional.

Dengan sekitar 8,200 infeksi baru setiap hari dan peningkatan rawat inap di California, Newsom menutup bar dan melarang restoran untuk melayani dine in. Pusat kebugaran, salon rambut dan tempat kerja yang bersifat non-essential ditutup. Pembatasan baru ini berpotensi menyebabkan penciptaan pekerjaan terhenti, atau bahkan terkontraksi.

Selain itu, pada Senin, Los Angeles yang merupakan distrik sekolah terbesar di California bersama dengan San Diego memutuskan tidak akan mengadakan kelas tatap muka.

Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan, terlepas dari dampaknya terhadap pendidikan itu sendiri, keputusan sekolah dari rumah akan berefek terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika. "Kita akan punya PDB yang lebih rendah, pertumbuhan ekonomi lebih rendah, pengangguran lebih tinggi jika kita tidak dapat mengembalikan anak-anak ke sekolah," ujarnya, Senin (13/7).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement