REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN — Pemerintah Kazakhstan menetapkan 13 Juli atau Senin sebagai hari berkabung nasional. Hal itu untuk mengenang warga yang meninggal akibat Covid-19.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev bersama sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Krymbek Kusherbayev, Kepala Administrasi Presiden Yerlan Koshanov, Sekretaris Dewan Keamanan Aset Issekeshev, dan Menteri Kesehatan Alexey Tsoy, menghentikan cipta di depan kediaman resmi presiden di Nur Sultan.
Mantan presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev turut menghadiri prosesi tersebut. Dia diketahui sempat terinfeksi Covid-19. Dalam sambutannya, presiden pertama Kazakhstan itu mengatakan negaranya menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Corona, kata Nazarbayev, menyebar ke kota-kota di Kazakhstan. “Virus terus menyebar dan sayangnya, kita kehilangan orang-orang kita,” ujarnya. Menurut dia, persatuan adalah kunci untuk menghadapi pandemi.
Sebelumnya, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan, setiap kematian warganya akibat Covid-19 telah membuatnya pilu. Alexey Tsoy pun sempat mengutarakan hal serupa melalui akun Facebook pribadinya. Dia lebih menaruh perhatiannya pada pekerja medis yang meninggal saat bertugas dalam menangani pasien Covid-19.
“Virus corona telah menjadi penyebab kematian dokter dan perawat terbaik bangsa dan kehilangan ini tidak tergantikan. Mereka dengan sepenuh hati berkomitmen untuk profesi mereka dan mereka akan selalu menjadi pahlawan bagi kita,” kata Alexey Tsoy.
Pada 13 Juli, Kazakhstan melaporkan 1.646 kasus baru Covid-19. Hingga berita ini ditulis, negara tersebut memiliki 59.899 pasien aktif dengan jumlah kematian mencapai 375 jiwa.