REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Empat sekolah percontohan di Kota Bekasi, Jawa Barat memutuskan menunda pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka meski telah mendapat izin pemerintah kota setempat. Sekolah percontohan tatap muka itu di antaranya, SMPN 2 Bekasi, Victory Plus Kemang Pratama, SDI Al Azhar Jaka Permai dan SDN Pekayon Jaya 6.
"Empat sekolah itu belum atau menunda proses belajar tatap muka. Kemungkinan ada pertimbangan lain dari empat sekolah itu, padahal sekolah itu yang paling siap," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Selasa (14/7).
Rahmat mengatakan empat sekolah itu sebelumnya sudah menyampaikan alur proses belajar-mengajar sesuai dengan protokol kesehatan, bahkan telah melakukan simulasi. "Padahal empat sekolah itu bisa langsung menerapkan proses belajar-mengajar secara tatap muka dengan hasil simulasi beberapa hari lalu. Persiapan empat sekolah itu sudah sangat matang," katanya.
Sekolah Victory Plus misalnya, sudah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit untuk memastikan keamanan dan kesehatan siswa dan guru serta wali murid. Sekolah ini bahkan telah menerapkan metode pengurangan jumlah siswa dalam satu ruang kelas.
"Ketersediaan hand sanitizer (penyanitasi tangan) dan disinfektan juga memenuhi syarat, murid juga memakai masker. Semua standar kesehatan Covid-19 seperti dalam satu kelas di SMPN 2 Bekasi biasanya diisi 40 orang dipangkas menjadi 20 orang. Victory satu kelas siswa ada 32 dipangkas menjadi 15 orang," ujarnya.
Mengenai Surat Keputusan Bersama empat Menteri, Rahmat menyebut keputusan itu adalah pedoman atau petunjuk bagi pemerintah daerah untuk melakukan sesuatu. "Kota Bekasi sendiri sudah melakukan fase tersebut. Kota Bekasi sudah aman dari Covid-19," ucapnya.
Rahmat mengajak sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya dapat membuka kembali kegiatan belajar-mengajar. Namun, bukan berarti mewajibkan sekolah menormalkan kegiatan belajar secara tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah mengatakan proses pembukaan kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka pada Senin lalu masih bersifat simulasi. Pemerintah daerah akan kembali berkoordinasi dengan empat sekolah itu.
"Kemungkinan kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka di sekolah itu akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Rencananya mulai 16 atau sekitar tanggal 20-an bulan ini, semoga bisa terlaksana dengan baik," katanya.