Selasa 14 Jul 2020 17:25 WIB

Pembobolan Data Tokopedia, Polri: Masih Dalam Penyelidikan

Password pengguna Tokopedia masih tetap aman terlindungi di balik enkripsi. 

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta.
Foto: PUSPA PERWITASARI/ANTARA
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, Mabes Polri masih melakukan penyelidikan dan analisa anomali IP address yang masuk ke sistem tokopedia terkait kasus pembobolan data pengguna tokopedia. Polri mengaku sudah memeriksa staf Information Technology (IT) tokopedia guna menambah informasi untuk kasus tersebut.

"Direktorat Siber Bareskrim Polri masih menyelidiki dan masih menganalisis anomali IP address yang masuk ke sistem tokopedia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono saat virtual konferensi pers melalui akun Youtube, Selasa (14/7).

Dikatakan Awi, pihaknya juga sudah memeriksa rekan-rekan internal dari tokopedia. Salah satunya staf IT. "Ya kami sudah memeriksa beberapa staf untuk penyelidikan lebih lanjut," kata dia.

Sebelumnya diketahui, VP of Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan saat ini pihaknya telah melaporkan para oknum yang mengakses dan mencuri 91 juta data konsumennya kepada pihak polisi.

Dia menyebut, pencurian data ini bukanlah merupakan pencurian data baru dan segala informasi password pengguna Tokopedia masih aman terlindungi. "Kami tegaskan ini bukanlah upaya pencurian data baru dan informasi password pengguna Tokopedia masih tetap aman terlindungi di balik enkripsi. Kami juga telah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian dan juga mengingatkan seluruh pihak untuk menghapus segala informasi yang memfasilitasi akses ke data yang diperoleh melalui cara yang melanggar hukum," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/7).

Pakar keamanan siber dari Lembaga riset CISSReC, Dr Pratama Persadha, mengungkapkan, pengguna Tokopedia perlu mewaspadai kebocoran 91 juta data tersebut. Pasalnya, data bisa digunakan untuk aksi kejahatan, misalnya penipuan.

"Yang paling berbahaya mengaku dari Tokopedia menelepon calon korban. Karena nama, email (surat elektronik), dan nomor seluler jelas valid, memudahkan para penipu meminta sejumlah uang mengaku dari pihak mana pun, termasuk Tokopedia," kata Pratama Persadha, Ahad, (5/7).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement