REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengutuk keras serangan mematikan oleh angkatan bersenjata Armenia terhadap pasukan Azerbaijan, Senin (13/7). Ankara pun memperingatkan Yerevan untuk menghormati integritas teritorial Baku.
"Azerbaijan tidak sendirian. Republik Turki dan rakyat Turki bersama Azerbaijan dengan semua kemampuan kami," kata Cavusoglu.
Cavusoglu meminta Armenia untuk mencari solusi bersama dan menegaskan dukungan terhadap Azerbaijan. Ketetapan ini melihat serangan Armenia yang dinilai tidak dapat diterima. "Tentara Azerbaijan telah melakukan apa yang perlu dan menangkis serangan-serangan ini," ujar Cavusoglu, dikutip dari Dailysabah.
Pernyataan Cavusoglu muncul tidak lama setelah empat tentara Azerbaijan terbunuh dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan Armenia pada akhir pekan. "Dari ini (insiden), kita melihat bahwa dengan menciptakan daerah konflik baru, Armenia ingin menarik perhatian ke tempat-tempat lain, terutama jauh dari tanah yang telah didudukinya," ujarnya
Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk serangan yang dilakukan oleh pasukan Armenia. Dalam sebuah pernyataan. Kementerian ini menyatakan, fakta bahwa tindakan Armenia melakukan manifestasi baru dari nasionalisme agresifnya.
Turki pun menunjukkan bahwa langkah-langkah seperti itu mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari pendudukan Armenia yang ilegal selama bertahun-tahun di wilayah di Nagorno-Karabakh dan daerah sekitarnya. Ankara meminta Yerevan untuk melepaskan taktik berbahaya dan mendesaknya untuk bertindak dengan akal sehat dalam mematuhi hukum.
Nagorno-Karabakh sebuah wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional telah diduduki secara ilegal sejak 1991 melalui agresi militer Armenia. Puluhan ribu warga sipil dan tentara telah gugur dalam konflik Karabakh sejak 1991. Sekitar 20 persen dari wilayah Azerbaijan tetap diduduki hingga hari ini dan upaya internasional untuk menyelesaikan konflik terhenti.
Kecaman datang tidak hanya dari Turki. Rusia juga mengatakan peningkatan lebih lanjut atas konflik kedua negara tidak dapat diterima karena mengancam keamanan regional. Moskow menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan dalam meredakan ketegangan.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyatakan keprihatinan serius tentang pecahnya pertempuran dengan memperingatkan terhadap eskalasi lebih lanjut yang dapat merusak keamanan regional. Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov, telah membahas situasi terbaru dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Elmar Mammadyarov.
"Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinan serius atas peningkatan tajam situasi di perbatasan Armenia-Azerbaijan pada 12 Juli, " kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia telah mempertahankan hubungan dekat dengan Armenia dan Azerbaijan. Negara ini juga telah menjadi bagian dari kelompok Minsk dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama (OSCE) di Eropa bersama Amerika Serikat dan Prancis. Kelompok ini telah mencoba menengahi penyelesaian konflik Karabakh. Rusia juga memiliki peran cukup besar di Armenia dan menyediakan keamanan perbatasan dengan Turki.
Sedangkan perwakilan khusus Uni Eropa untuk Kaukasus Selatan, Toivo Klaar, menyuarakan keprihatinan tentang serangan di perbatasan Armenia-Azerbaijan."Penting bagi kedua negara untuk menahan diri dan menggunakan semua saluran komunikasi, baik langsung maupun kantor yang baik dari Ketua Bersama OSCE Minsk Group," ujarnya.
Insiden terbaru terjadi ketika pasukan Armenia dan Azerbaijan saling melakukan tembakan di bagian utara perbatasan pada Ahad (12/7). Para pejabat di kedua negara saling melempar kesalahan karena memulai pertempuran dan mengatakan bahwa penembakan sporadis berlanjut sehari berikutnya.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, tentara Armenia telah menembak wilayah yang dipegang oleh Azerbaijan di wilayah barat laut Tovuz. Pada peristiwa ini, empat tentara meninggal dengan lima prajurit Azerbaijan terluka.