Selasa 14 Jul 2020 18:10 WIB

Sinergi Petani dan Penyuluh Manna di Pantai Bengkulu

Produktivitas lahan petani Manna tinggi meski hanya gunakan curah hujan dan air muara

Produktivitas lahan petani Manna tinggi meski hanya andalkan curah hujan dan air muara Sungai Bengkenang, Bengkulu
Foto: Dok Kementan
Produktivitas lahan petani Manna tinggi meski hanya andalkan curah hujan dan air muara Sungai Bengkenang, Bengkulu

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU SELATAN -- Pinggir Payau adalah salah satu kelompok tani (Poktan) yang mengembangkan usaha tani berupa sawah padi di tepi pantai Bengkulu Selatan. 

Produktivitas 6,2 ton per hektar meski hanya andalkan curah hujan dan air dari muara Sungai Bengkenang. Varietas Cigeulis dipilih sebagian besar petani lantaran cocok dengan kondisi lahan setempat.

"Kondisi lahan dengan pengairan terbatas, ternyata masih memberikan produktifitas 6,2 ton per hektar. Kalau pengairan atau curah hujan cukup bisa naik hingga 7,2 ton per hektar," kata Yossi Arianti, penyuluh di Desa Tanjung Besar, Kecamatan Manna, Bengkulu Selatan.

Petani juga saat ini senang karena harga jual gabah kering panen (GKP) beras tergolong tinggi Rp 4.800 kg. Hal itu mendorong Yossi tetap semangat mendampingi petani binaannya tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.

Dia mengaku semangatnya tetap terpicu meski sawah di tepi pantai hanya mengandalkan curah hujan dan air di muara Sungai Bengkenang. Kendati begitu, kelompok tani (Poktan) binaannya, Poktan Pinggir Payau tetap semangat bekerja setelah menggelar panen 15 hektar.

"Saat ini volume ketersediaan air di muara sungai terus berkurang menjelang musim kemarau," kata Yossi Arianti.

Penyuluh Pusat di Kementerian Pertanian RI, Lilik Winarti selaku pendamping penyuluhan Provinsi Bengkulu terus mendorong para penyuluh termasuk Yossi Winarti tetap memotivasi petani binaan agar tetap produktif, dengan berbagai upaya agar petani tetap produktif.

Hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penyuluh senantiasa menjaga ketahanan pangan melalui pendampingan. "Kalian (penyuluh pertanian) adalah otaknya petani.  Kalian yang menunjukkan mulai dari hulu ke hilir. Mulai tanam, lalu panen hingga jual," kata Mentan Syahrul. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi senantiasa mengingatkan penyuluh untuk mendampingi petani, seraya membuktikan pertanian tetap bekerja di tengah wabah virus Corona.

"Patuhi Protokol Kesehatan. Kenakan masker, hindari kerumunan, jaga jarak dan rajin cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir," kata Dedi Nursyamsi.

Sementara Kapusluh Leli Nuryati menyoroti dukungan penyuluh terhadap pengembangan pertanian dari hulu ke hilir seperti diinstruksikan Presiden RI Joko Widodo, agar ke depan, petani mengembangkan korporasi petani.

"Mulailah dengan mengolah hasil panen. Jangan jual mentah. Misalnya panen padi, baiknya mengolah gabah menjadi beras lalu dikemas menarik sehingga petani mendapat nilai tambah. Hindari menjual gabah,' kata Leli Nuryati.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement