Selasa 14 Jul 2020 19:22 WIB

Media: Hagia Sophia, Erdogan Alihkan Isu Krisis Ekonomi? 

Media menyebut konversi Hagia Sophia cara Erdogan alihkan isu krisis ekonomi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Media menyebut konversi Hagia Sophia cara Erdogan alihkan isu krisis ekonomi.  Hagia Sophia di Istanbul, Turki.
Foto: EPA-EFE / TOLGA BOZOGLU
Media menyebut konversi Hagia Sophia cara Erdogan alihkan isu krisis ekonomi. Hagia Sophia di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sukses mengeluarkan keputusan konversi Hagia Sophia menjadi Masjid pekan lalu. Namun langkah ini diduga sebagai pelarian sementara Erdogan atas masalah ekonomi dalam negeri.

Dilansir dari rangkuman laporan Anval pada Senin (13/7), konversi ini seolah mengalihkan pendukung Erdogan dari masalah ekonomi Turki.  

Baca Juga

Padahal sebenarnya hanya tinggal hitungan waktu hingga Erdogan dianggap tak sanggup lagi mengalihkan perhatian publik dari memburuknya situasi ekonomi.

Mata uang Turki Lira terpantau jatuh dalam beberapa waktu terakhir. Inflasi harga meroket sekitar 12,6 persen pada Juni. Kondisi ini membuat Bank Sentral Turki menunda pemotongan suku bunga yang sempat membuat suku bunga pinjaman turun 8,25 persen. Pada Juli tahun lalu, suku bunga pinjaman mencapai 24 persen.

Pada waktu yang sama, Bank Sentral diminta pemerintah mencegah Lira terus melemah. Salah satunya dengan menghabiskan puluhan miliar dollar dari cadangan devisa.

Kondisi ekonomi Turki yang memburuk disebabkan beberapa faktor. Di antaranya pandemi covid-19 dan krisis mata uang 2018 yang belum pulih. Hal ini berpengaruh pada ketersediaan pasar kerja. Angka pengangguran terhitung Institut Statistik Turki mencapai 12,8 persen selama tiga bulan hingga Mei lalu.

Institut Statistik Turki menghitung ada 2,59 juta orang yang kehilangan pekerjaan selama tiga bulan hingga Mei dibanding periode sama tahun lalu. 

Sehingga mereka yang tingkat pekerjaan di Turki sebanyak 25,6 juta orang. Sedangkan angka proporsi populasi pekerja berdasarkan usia di angka 41,1 persen atau turun 4,9 poin.

IMF sempat menduga Turki berjalan ke resesi kedua dalam waktu dua tahun ini. IMF juga memprediksi pandemi covid-19 menyebabkan kontraksi ekonomi lima persen pada 2020.

Di sisi lain, Turki berjuang mengembalikan industri pariwisatanya yang terpukul pandemi covid-19. Sektor itu mampu mendulang 35 milier dolar Amerika Serikat. Belum ada indikasi peningkatan pariwisata seiring naiknya lagi penderita covid-19 di Turki.

Hingga Ahad (12/7), Turki mengumumkan ada 1.012 kasus baru covid-19 hingga total sementara sejak Maret lalu berjumlah 213 ribu orang. Adapun angka kematian covid-19 mencapai 5.363 kasus.

Kasus covid-19 di Turki kian melonjak seiring pelonggaran lockdown pada Juni lalu. Pemerintah Turki meminta warganya terus menerapkan protokol kesehatan demi kesehatan bersama.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement