REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PB Perpani) mendapatkan jatah dana sebesar Rp3,9 miliar untuk dana fasilitas pelatnas Olimpiade setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Kemenpora.
Penanda tanganan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Yayan Rubaeni bersama Ketua Umum PB Perpani Illiza Sa'aduddin Djama yang disaksikan langsung oleh Menpora Zainudin Amali di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (14/7).
Pada awalnya, PB Perpani mengusulkan anggaran Rp8 miliar, namun setelah dilakukan review proposal, dana bantuan yang disetujui Kemenpora sebesar Rp3,9 miliar. Dana tersebut mencakup untuk delapan atlet, tiga pelatih, dan enam tenaga pendukung.
Ketua Umum PB Perbani Illiza mengatakan bahwa pihaknya bakal secepatnya memanngil para atlet untuk kembali ke Jakarta dan menggelar kegiatan pelatnas.
“Kami sudah melakukan seleksi untuk pelatih untuk pelatnas yang akan digelar dalam waktu dekat. Kami juga sudah Komunikasi dengan atlet dan satgas yang sudah terbentuk untuk pelatnas ke olimpiade,” kata Illiza.
Setelah menanda tangani MoU dengan Kemenpora, PB Perpani juga, kata dia, akan mulai melakukan komunikasi lintas kementerian agar cabang olahraga panahan bisa lebih dikenal masyarakat luas. Dengan demikian akan melahirkan bibi-bibit atlet di masa mendatang.
Komponen dana fasilitas yang diberikan meliputi honorarium, akomodasi, try in, training camp, suplemen, peralatan dan asuransi BPJS ketenagakerjaan yang diperuntukan bagi manager, atlet, pelatih dan tenaga pendukung.
Mekanisme penyaluran dana dilakukan melalui transfer dari KPPN Kemenkeu ke rekening induk organisasi cabang olahraga. Tahap pertama dicairkan sebesar 70 persen dari total bantuan, dan tahap kedua sebesar 30 persen akan dicairkan jika LPJ minimal 80 persen dari anggaran tahap pertama telah diselesaikan.