Selasa 14 Jul 2020 20:54 WIB

BNPB: 4.930 Keluarga Terdampak Banjir Luwu Utara

4.930 keluarga tersebut berasal enam kecamatan terdampak banjir

Petugas gabungan mengevakuasi korban banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). Petugas BPBD Sulawesi Selatan masih menginventarisasi kerugian akibat banjir bandang pada Senin, 13 Juli 2020 yang mengakibatkan puluhan rumah terbawa arus, dua orang meninggal dan tujuh orang hilang.
Foto: ANTARA/INDRA
Petugas gabungan mengevakuasi korban banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). Petugas BPBD Sulawesi Selatan masih menginventarisasi kerugian akibat banjir bandang pada Senin, 13 Juli 2020 yang mengakibatkan puluhan rumah terbawa arus, dua orang meninggal dan tujuh orang hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor 4.930 keluarga dienam kecamatan terdampak banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

Jumlah tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati. Selain itu, ada enam kecamatan ikut terdampak masing-masing Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. Bahkan ribuan rumah ikut terendam di kawasan itu.

Sementara untuk kondisi kelistrikan, saat ini PLN masih melakukan perbaikan jaringan listrik. Tidak hanya itu, BPBD setempat bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Timur dan Kota Palopo melakukan kaji cepat di lapangan.

"Pusdalops BNPB mendapatkan informasi terkait kendala yang dihadapi pascabanjir. Jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak," katanya, Selasa (14/7).

Sementara untuk personil tim di lapangan harus memutar sejauh 10 kilometer dalam mengakses lokasi terdampak. Saat ini hanya provider XL yang dapat digunakan masyarakat setempat.

Sedangkan data sementara dari Tim SAR gabungan di bawah kendali Basarnas sore ini mencatat sudah 13 orang dinyatakan meninggal dunia, 10 warga berhasil diselamatkan dan 46 lainnya masih dalam pencarian. Kesepuluh korban luka-luka tersebut dirujuk ke RSUD Masamba.

Menurut laporan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.

Melihat potensi ancaman banjir bandang, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang memiliki bahaya kategori sedang hingga tinggi untuk bencana banjir bandang. Sebanyak 11 kecamatan berada pada kategori tersebut. Jumlah populasi terpapar bahaya banjir bandang mencapai 23.402 jiwa.

Sulsel juga memiliki 22 kabupaten yang berada pada kategori sedang hingga tinggi untuk potensi bencana banjir bandang. Jumlah populasi terpapar pada sejumlah kabupaten tersebut mencapai 281.724 jiwa.

Berdasarkan pantauan BPBD setempat, cuaca pada Selasa (14/7) masih mendung di hulu sungai. Prakiraan BMKG berdasarkan dasarian II-III Juli dan I Agustus 2020 masih menunjukkan curah hujan pada kategori menengah hingga tinggi.

Bencana banjir juga terjadi sebelumnya pada Kamis (9/7) di wilayah Kabupaten Luwu di Provinsi Sulsel. Ada 2.970 keluarga yang terdampak banjir di enam kecamatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement