REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar memiliki kabar gembira untuk semua tenaga kesehatan (Nakes) di Jabar. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, untuk insentif nakes, pihaknya sudah menggelar rapat dengan Kementerian Kesehatan.
"Tadi sudah kita bicarakan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita sudah ada kepastian pencairan. Kalau angka besarannya sih tetap seperti semula yaitu spesialisnya Rp 15 juta per bulan, kemudian dokter umum itu Rp 10 juta, dan untuk perawat dan lain-lain itu Rp 5 juta per bulan," ujar Berli dalam konferensi pers, di Gedung Sate, Selasa (14/7).
Berli mengatakan, pihaknya sedang membersihkan data karena dananya sendiri sudah ditransfer ke Pemprov Jabar. Jadi, ada bantuan tambahan Dana Operasional Kesehatan DOK sebesar Rp 10,7 miliar.
"Itu baru sudah kita terima, makanya secepatnya akan kita cairkan dan sampaikan," katanya.
Menurutnya, dari insentif APBD Jawa Barat itu Rp 460.000 per hari. Jadi, total nilai insentif pusat dan daerah sekitar Rp 33 miliar untuk 41 ribu nakes baik yang berstatus nakes Pemprov Jabar maupun nakes berstatus lainnya.
"Kalau yang dari APBD Jawa Barat itu untuk tenaga kesehatan provinsi. Yang dari APBD provinsi yang dapatnya itu hanya Nakes provinsi Jawa Barat, itu sekitar Rp 23 miliar untuk sekitar 3 ribuan Nakes di lingkungan Pemprov Jabar," katanya.
Berli mengaku, Jawa Barat insentif untuk Nakesnya belum dicairkan karena paling banyak Nakesnya. Yakni, mencapai 41.000 lebih. Selain itu juga rumah sakit ini paling banyak.
"Sehingga kemarin ada yang membandingkan dengan Bali, saya kira Bali kecil, tapi juga mungkin mereka juga datanya juga lebih baik dari kita, kita juga mengakui itu," ucapnya.