REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekolah Tahfizh Anak Usia Dini (TAUD) Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq (MABAS) melaksanakan wisuda angkatan pertama, Sabtu (4/7) lalu. Kehadiran sekolah ini bertujuan untuk mengenalkan Alquran kepada anak sejak usia dini, bawah lima tahun (balita).
"TAUD MABAS memiliki misi membentuk generasi Islam yang cinta Alquran sejak dini. Membaca, menghafal dan memahami kandungan Alquran dengan riang dan gembira," ujar Kepala Sekolah TAUD MABAS, Muhammad Syibromilsi, saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.
Untuk angkatan pertama, total ada 21 anak yang menjalani wisuda. 12 anak telah menghafal juz 30 dan 29 dengan hafalan tertinggi ada pada surat al-Muzammil, sementara sisanya hafal juz 30.
Sebagian besar, siswa-siswi yang hadir berasal dari luar lingkungan masjid, di Jalan Otista, Cawang, Jakarta. Beberapa ada yang berasal dari Depok, Tanjung Priuk, Pasar Minggu dan Mampang.
Ustaz Emil, panggilan akrabnya, menyebut sekolah membuka pendaftaran bagi anak-anak mulai dari usia 4 hingga 7 tahun. Namun, pada praktiknya tidak sedikit orang tua yanh menitipkan anaknya di bawah batas minimal usia yang sudah ditentukan. "Ada yang usia 2,5 tahun. Syaratnya mereka sudah bisa ditinggal oleh orang tuanya, mandiri," lanjutnya.
Siswa-siswi yang masuk di TAUD MABAS telah disiapkan target pembelajarannya. Target utamanya adalah mendekatkan Anak dengan Alquran sejak dini, serta menghafal Juz 30 dan atau 29. Selain itu, anak-anak diajak belajar membaca Alquran sembari bermain.
Sementara, bagi yang berusia di bawah 4 tahun, dibuat kesepakatan bersama orang tua. Rata-rata mencari lingkungan dan suasana Alquran, tanpa ada target tertentu.
Di luar target utama, TAUD MABAS juga memiliki target lain. Seperti meningkatkan moral dan nilai agam, serta memperkuat kondisi sosial dan emosional anak.
Kelas tahfizh ini dilaksanakan Senin sampai Kamis, sejak pukul 07:30 hingga 12:30. Namun, sejak masa pandemi, jam belajar dikurangi dari lima jam pelajaran menjadi dua hingga tiga, mengikuti protokol dari Kementerian Pendidikan.
Pengurus DKM Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, sekaligus Ketua Umum PB Wanita Al Irsyad, Fahimah Askar, menyebut masjid ini berada di tengah perkantoran. Biasanya, masjid diramaikan oleh pekerja kantor.
"Kekuatan masjid ada di jamaahnya. Selain sekolah tahfizh, kita adakan pelatihan bagi jamaah, intinya untuk mencerdaskan dan meningkatkan ekonomi umat," ujarnya.
Lebih lanjut, Fahira menyebut masjid harus memberikan nilai atau ilmu tambahan kepada jamaah dan masyarakat, di luar fungsi ibadah. Pelayanan kepada umat perlu untuk diberikan.