Rabu 15 Jul 2020 06:41 WIB

Tempat Wisata Dibuka, Moeldoko: Pemda Sudah Hitung Matang

Wisata kembali dibuka tak berarti pemerintah sudah mulai longgar terhadap penanganan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Senin (29/6/2020). Moeldoko mengungkapkan Presiden menegur keras menteri-menterinya agar mereka dapat lebih lebih sigap, cepat dan tepat dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Senin (29/6/2020). Moeldoko mengungkapkan Presiden menegur keras menteri-menterinya agar mereka dapat lebih lebih sigap, cepat dan tepat dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi keputusan beberapa pemerintah daerah yang mengizinkan kembali beroperasinya tempat wisata meskipun pandemi corona belum berakhir. Menurut dia, pemerintah daerah sudah mengkalkulasikan dengan matang rencana pembukaan kembali tempat wisata di daerahnya serta telah menyiapkan berbagai skenario jika kasus covid kembali meningkat.

“Kalau pemda bisa kalkulasi dengan baik, dan dia sudah punya skenario-skenario apabila keputusan atau kebijakan membuka wisata lokal ini dijalankan, pasti sudah ada skenarionya. Nanti kalau risiko begini, akan terjadi begini, kalau risiko begini, solusinya begini. Saya pikir sudah dihitung oleh pemda,” kata Moeldoko di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (14/7).

Moeldoko juga menilai, meskipun sejumlah tempat wisata kembali dibuka namun tak berarti pemerintah sudah mulai longgar terhadap penanganan covid-19. Ia menekankan, prioritas utama pemerintah saat ini yakni menangani pandemi agar tak menyebar lebih luas lagi serta menekan jumlah kasus positif dan angka kematian.

“Bukan berarti pemerintah mulai longgar terhadap penanganan covid. Sekali lagi, prioritas penanganan covid adalah kesehatan. Tapi tidak meninggalkan aspek lain, seperti aspek sosial dan ekonomi,” kata dia.

Seperti diketahui, sejumlah daerah telah membuka kembali sejumlah lokasi wisata. Contohnya saja di Semarang di mana puluhan destinasi wisata dan tempat hiburan sudah mulai dibuka kembali.

\Kendati demikian, tempat wisata yang beroperasi harus menjalankan protokol kesehatan. Jika melanggar, pemerintah daerah sudah menyiapkan sanksi untuk pengelolanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement