REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Prancis memberi apresiasi terhadap para pekerja medis untuk menandai perayaan Bastille Day pada Selasa (14/7). Tahun ini acara digelar secara berbeda akibat pandemi Covid-19.
Pihak berwenang Prancis membatalkan parade militer yang sebelumnya selalu digelar saat perayaan hari nasional negara Eropa Barat itu. Kali ini, acara diwujudkan dalam bentuk apresiasi kepada para pekerja medis yang berjuang sebagai garda terdepan selama pandemi.
Bastille Day merupakan hari besar Prancis yang tiap tahunnya dirayakan untuk menandai penyerbuan penjara Bastille pada 14 Juli 1789, yang dipandang sebagai awal Revolusi Perancis. Tahun ini, acara diselenggarakan dalam skala terbatas, dengan sejumlah orang yang diundang adalah berasal dari keluarga pasien Covid-19 dan pekerja medis. Mereka akan menonton dari tempat duduk yang disediakan, dengan menerapkan jarak sosial.
Dilansir BBC, perayaan Bastille Day tahun ini di Prancis diselenggarakan dengan adanya sekitar 2.000 tentara berkumpul melaksanakan upacara di Place de la Concorde, yang dijadwalkan mulai pukul 11.00 waktu setempat. Acara dimulai dengan memberi penghormatan kepada Jenderal Charles de Gaulle, yang 80 tahun lalu terkenal meminta Prancis untuk menentang pendudukan Nazi Jerman.
Tahun ini juga menjadi pertama kalinya para pejabat membatalkan parade militer saat Bastille Day sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua II pada 1945. Meski tidak akan ada parade, pasukan akan menghormati semua yang dimobilisasi untuk mengatasi wabah Covid-19.
Sekitar 2.500 penonton yang diundang secara khusus akan menyaksikan acara dari tempat duduk. Pejabat dari empat negara yaitu Austria, Jerman, Luksemburg, dan Swiss juga diundang untuk menonton.
Perayaan Bastille Day di Prancis tahun ini ditutup untuk umum namun disiarkan melalui televisi nasional. Banyak area di Ibu Kota Paris yang juga dilaporkan ditutup untuk mencegah berkumpulnya banyak orang.
Selain itu akan ada kembang api yang dinyalakan di Menara Eiffel pada pukul 23.00 waktu setempat. Ini menjadi simbol ketahanan negara dan bangsa serta penghargaan kepada orang-orang yang berjuang selama ini, secara khusus menujukkan tenaga medis yang bekerja keras ketika pandemi berlangsung saat ini.
Hingga Selasa (14/7), sebanyak 172.377 kasus Covid-19 dikonfirmasi di Prancis. Jumlah kematian akibat penyakit ini di Prancis mencapai 30.029 dan total pasien yang dinyatakan pulih adalah 78.597 orang.
Meski dinilai dapat mengendalikan penyebaran virus, sejumlah pejabat kesehatan Prancis tetap memperingatkan risiko gelombang kedua Covid-19 di negara itu. Terdapat pengadilan yang kemudian mengumumkan penyelidikan atas penanganan pemerintah terhadap wabah.