REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Maskapai Delta Air Lines memproyeksikan akan membutuhkan waktu lebih dari dua tahun sebelum pulih secara berkelanjutan akibat tekanan pandemi Covid-19. Proyeksi ini seiring dengan masih luasnya penyebaran virus.
Direktur Eksekutif Ed Bastian mengatakan, permintaan sempat meningkat selama Juni untuk perjalanan ke tempat-tempat seperti Las Vegas, Florida atau New York. Tapi, saat ini kembali tertekan karena kasus baru dan karantina. "Kami sedang dalam kondisi stall (berhenti bekerja)," tuturnya, seperti dilansir Reuters, Selasa (14/7).
Lamanya pemulihan juga dikarenakan fokus Delta pada perjalanan bisnis. Tapi, Bastian menyebutkan, loyalitas SkyMiles menunjukkan, pelanggan bisnis melakukan bepergian karena alasan pribadi dan bersedia membayar mahal.
"Ini adalah sesuatu yang akan memakan waktu dua hingga tiga tahun untuk kita lalui dan kita akan sangat disiplin untuk mengembalikannya," ucapnya.
Maskapai yang berbasis di Atlanta ini telah mengurangi jumlah penerbangan dari 1.000 menjadi 500. Padahal, semula, mereka berencana menambahkannya pada Agustus. Atas kebijakan ini, saham Delta Airlines turun 1,9 persen sebelum pasar resmi dibuka.
Delta membukukan kerugian bersih 2,8 miliar dolar AS atau 4,43 dolar AS per saham, pada kuartal kedua. Hal ini karena jumlah penumpang turun 94 persen selama musim yang beberapa analis sebutkan sebagai momentum terburuk dalam sejarah penerbangan.
Pada awal pandemi saja, Delta harus 'membakar' uang untuk kepentingan operasional sehari-hari sampai 100 juta dolar AS. Biaya tersebut sudah ditekan maskapai pada Juni menjadi sekitar 27 juta dolar AS per hari dan nominal yang sama diperkirakan kembali dikeluarkan pada Juli. Hal ini seiring dengan pelonggaran aktivitas ekonomi dan orang-orang merasa lebih nyaman bepergian.
Sampai dengan akhir Juni, Delta memiliki likuiditas 15,7 miliar dolar AS. Bastian belum memutuskan apakah akan mengambil pinjaman 4,6 miliar dolar AS yang sudah diamanatkan dalam Coronavirus Aid, Relief, and Economic Security Act (CARES Act) atau Undang-Undang (UU) CARES. Bastian masih melihat opsi lain yang membutuhkan agunan serupa.
Sebelumnya, Delta sudah menerima bantuan 5,4 miliar dolar AS untuk membayarkan gaji pekerja hingga September melalui paket stimulus pemerintah Amerika.
Perusahaan penerbangan besar AS ini telah memperingatkan potensi kebijakan dirumahkan pada Oktober apabila dana itu habis. Tapi, Bastian berharap dapat menghindari potensi tersebut setelah lebih dari 17 ribu karyawan memilih untuk buy out (tidak mendapatkan penghasilan dengan cara diutangi terlebih dahulu).