Rabu 15 Jul 2020 12:38 WIB

Tiga Rukun Mandi Wajib dalam Mazhab Syafii

Jika tidak melakukan tiga rukun tersebut, maka mandi wajib tidak sah.

Rep: umar mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Tiga Rukun Mandi Wajib dalam Mazhab Syafii
Foto: www.freepik.com
Tiga Rukun Mandi Wajib dalam Mazhab Syafii

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam mazhab Syafi'i, ada tiga hal yang menjadi rukun saat mandi janabah atau mandi wajib. Dengan demikian, jika tidak melakukan tiga rukun tersebut, maka mandi wajib itu tidak sah. Hal ini dijelaskan oleh Ustadz Isnan Ansory dalam bukunya berjudul Mandi Janabah Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab.

Ustadz Isnan mengutip pandangan seorang ulama bermazhab Syafi'i bernama Imam Abu Syuja’ al-Ashfahani (w. 593 H). Kitab matannya menjadi salah satu rujukan dalam mazhab Syafi’i. Kitab itu ialah Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.

Baca Juga

Rukun mandi wajib dalam mazhab Syafi'i ada tiga. Pertama, niat. Kedua, membersihkan badan dari najis. Ketiga, mengalirkan air ke seluruh rambut dan permukaan kulit.

Adapun sunnah dalam mandi wajib menurut mazhab Syafi'i ada lima. Lima itu ialah tasmiyah (membaca bismillah), berwudhu sebelum mandi, gosokan tangan di atas badan, muwalah (berkesinambungan dalam berwudhu), dan mendahulukan anggota tubuh yang kanan atas kemudian yang kiri.

Dalam hadits riwayat Bukhari dari jalur Ibnu Abbas, pun dijelaskan tentang tata cara mandi wajib Rasulullah SAW. Dalam hadis ini, Ibnu Abbas menyampaikan, Maimunah RA mengatakan dirinya memberi air kepada Nabi SAW untuk mandi, lalu ia menutupi beliau dengan kain.

Sebagaimana penjelasan Maimunah RA, Rasulullah SAW memulai dengan menuangkan air ke tangannya, lalu mencuci keduanya. Kemudian Nabi SAW menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya lalu mencuci kemaluannya. Tangannya dipukulkannya ke tanah, lalu mengusapnya, kemudian mencucinya.

Kemudian Nabi SAW berkumur-kumur, memasukkan air ke hidung, membasuh mukanya dan kedua lengannya, lalu mengguyur kepalanya, kemudian Nabi SAW menyiram seluruh badannya, dan diakhiri dengan mencuci kedua telapak kakinya.

Setelah itu, Maimunah hendak menyodorkan kain (sebagai pengering) tetapi Nabi SAW tidak mengambilnya. Lalu beliau pergi mengeringkan air di badannya dengan tangannya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement