REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Gerakan Muslim Melawan Anti-Semitisme Ghanem M Nuseibeh menuding Turki telah menjadi ancaman bangsa-bangsa NATO. Hal ini terjadi karena seiring berubahnya Turki sekuler menjadi republik Islam Turki.
Ghanem menyoroti bagaimana Turki berubah di bawah rezim Presiden Recep Tayyib Erdogan. Turki dianggap terlalu mengintervensi kawasan Mediterania seperti eksplorasi minyak di lepas pantai Siprus dan konflik di Libia.
"Turki mulai berubah dari anggota NATO yang sekuler dan tercerahkan menjadi Republik Islam Turki. Mungkin serupa Iran (Syiah) dengan ambisi ekspansinya, tapi Turki beraliran Sunni," kata Ghanem dilansir dari Jerusalem Post pada Rabu (15/6).
Ghanem menyebut Erdogan belajar dari kesalahan kubu Islamis di Turki dan Iran. Ketika membentuk partai pembangunan dan keadilan (AKP), Erdogan juga belajar dari kesalahan partai lain yang pernah dibubarkan karena melanggar konstitusi sekuler.
Erdogan memilih anggota pendiri AKP dari kelompok non Islamis. Namun hal itu tak menghentikannya dari menyebarkan jaringan Islamis di banyak sektor.
Dia menyebut Erdogan secara efektif menetralkan negara Turki dan menjadikan AKP kendaraan gerakan Islam hingga berkuasa.
"Kebijakan ekspansi Turki di Libya merupakan implementasi gerakan Ikhwanul Muslimin untuk membangun khalifah," lanjut Ghanem.
Erdogan punya kesabaran tinggi untuk mewujudkan ambisinya. Erdogan pelan-pelan menjalin hubungan dengan NATO untuk melegitimasi ekspansi di Timur Tengah, Afrika Utara dan sebagian Eropa. Berbeda dengan serangan Ruhollah Khomein pada kedutaan Amerika di Iran pada 1979.
"Erdogan sangat sabar menunggu, membuat kepentingannya seolah terlihat sejalan dengan NATO," sebut Ghanem.
Ghanem menilai perebutan Libya oleh Turki menjadi ancaman besar bagi Eropa dalam urusan ekonomi dan keamanan jangka panjang. Apalagi Turki dikabarkan mengirim pasukan Suriah ke Libya.
Erdogan juga pernah mengancam akan membanjiri Eropa dengan pengungsi jika berani macam-macam dengan Turki. Negara yang terancam tak hanya di kawasan Mediterania, tapi hingga ke Inggris dan Eropa Barat.
"Islamisasi Turki menjadi ancaman langsung bagi dunia barat secara keseluruhan. Dunia barat dipimpin NATO perlu bersatu melawan Turki yang tak lagi negara sekuler. Turki di bawah Erdogan ibarat serigala," ucap Ghanem.
Sumber: https://www.jpost.com/opinion/an-islamic-republic-of-turkey-would-be-a-threat-to-nato-635062