REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir bandang menerjang daerah Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin (13/7) malam. Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar, banjir bandang tersebut diakibatkan hujan lebat selama beberapa hari yang juga dipengaruhi oleh suhu muka laut di Teluk Bone. Merespons bencana ini, tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur'an terjun ke lokasi banjir bandang untuk membantu proses evakuasi.
Pada malam kejadian. tim SIGAB yang beranggotakan lima orang langsung menembus lokasi dengan lama perjalanan 10 jam dari kota Makassar. "Karena menurut informasi sudah banyak jembatan yang putus, rumah hancur, orang hanyut, dan hilang kontak dengan keluarga. Oleh karenanya malam itu juga kami langsung bergerak," demikian menurut Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Makassar, Andi Kurniawan, Rabu (15/7).
Menurut Andi, saat ini warga Masamba dan Baebunta mengungsi di masjid hingga perkebunan dengan menggunakan tenda seadanya. "Sebanyak 4.930 keluarga di 6 kecamatan di Kabupaten Luwu Utara yang terdampak banjir bandang, lokasi terparah berada di Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Masamba. Di Kecamatan Baebunta ada dua desa yang terdampak, yaitu Desa Radda (Dusun Bone, Dusun Petambua, Dusun Rea), serta Desa Meli (Gunung Meli). Sedangkan di Kecamatan Masamba juga ada dua kelurahan yang terdampak, yaitu Kelurahan Bone dan Kelurahan Kasimbong. Hingga saat ini 15 orang dilaporkan meninggal dunia dan 34 lainnya masih dalam pencarian," paparnya.
Andi melanjutkan, saat kedatangan timnya di lokasi kejadian, beberapa warga masih terjebak di dalam rumah, ada juga yang datang ingin mengambil barang-barang yang masih bisa diselamatkan, namun lumpur dan air sisa banjir masih menggenangi. "Rumah-rumah, pertokoan, ruko-ruko, dan masjid masih terendam hingga setinggi pinggul orang dewasa bahkan ada yang menggenangi hingga atap," lanjutnya.
Selain membantu melakukan evakuasi, tim SIGAB PPPA Daarul Qur'an Makassar juga mendirikan posko induk, dapur umum, dan hunian darurat untuk korban banjir. “Alhamdulillah saat ini kita sudah membuka layanan dapur umum pertama di Desa Radda, Dusun Lawadi, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu utara. Daerah ini merupakan yang paling parah terdampak banjir. Insya Allah kami akan terus menyusur lokasi-lokasi lainnya dan akan terus melakukan pendampingan, dan juga membuka posko dapur umum. Mohon doa dan dukungannya sahabat, mudah-mudahan Allah selalu menjaga dan melindungi kita semua. Aamiin," pungkasnya.