Rabu 15 Jul 2020 16:38 WIB

Sibuk Jualan, Pedagang Hewan Enggan Ikuti Rapid Test

Pedagang yang ikut rapid test diprioritaskan yang berasal dari luar daerah

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Pedagang mengikuti uji rapid test di pasar hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Tes diagnostik cepat atau rapid test COVID-19 yang ditujukan untuk pedagang hewan tersebut dalam rangka penerapan protokol kesehatan seiring tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Pedagang mengikuti uji rapid test di pasar hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Tes diagnostik cepat atau rapid test COVID-19 yang ditujukan untuk pedagang hewan tersebut dalam rangka penerapan protokol kesehatan seiring tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Para pedagang di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, disebut menolak ikut uji cepat (rapid test) Covid-19 yang digelar Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada Rabu (15/7). Keengganan mengikuti rapid test itu lantaran para pedagang menyebut dirinya sehat. 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala UPTD Pasar Hewan Manonjaya, Eka Rostika Ningsih mengatakan, para pedagang bukan menolak rapid test yang dilakukan. Namun, lantaran waktu pelaksanaan rapid test tak tepat, pedagang banyak yang enggan ikut."Karena waktu pagi tadi mereka sibuk melayani pembeli. Kan tahu sendiri, pedagang di sini saingan satu sama lain. Kalau ditinggal sebentar, pelanggan bisa pergi," kata dia kepada Republika, Rabu (15/7).

Selain itu, para pedagang merasa dirinya sehat. Karena itu, mereka memilih tak mau mengikuti rapid test. Namun, saat pembeli mulai sepi, para pedagang mau mengukuti rapid test setelah diberi pengertian oleh petugas. Menurut Eka, terget 50 orang mengkuti rapid test terpenuhi.

Pedagang yang ikut rapid test diprioritaskan  yang berasal dari luar daerah. Sebab, pedagang di Pasar Hewan Manonjaya bukan hanya berasal dari Tasikmalaya, melainkan juga dari luar daerah seperti Jawa Timur. Apalagi saat ini memasuki momen menjelang Iduladha, di mana pembelian hewan kurban selalu meningkat. "Alhamdulillah tidak ada yang reaktif," kata dia. 

Ihwal masih minimnya penerapan protokol kesehatan di lingkungan Pasar Hewan Manonjaya, Eka mengatakan, petugas telah terus mengingatkan para pedagang dan pembeli untuk minimal memakai masker. Namun, ia tak menyangkal masih ada pedagang maupun pembeli yang abai.  "Kita sudah berkali-kali memberi imbauan, bagi-bagi masker. Fasilitas semua sudah diaediakan, tempat cuci tangan sudah. Mungkin mereka tidak nyaman juga (pakai masker)," kata dia.

Namun, pihaknya akan terus melakukan pengawasan agar pedagang dan pembeli di Pasar Hewan Manonjaya senantiasa menerepkan protokol kesehatan. Bahkan, pihak UPTD mengancam untuk menutup pasar itu jika pedagang tak menerapkan protokol kesehatan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyesalkan sikap para pedagang hewan di Manonjaya itu. Selain banyak yang menolak rapid test, ia mengatakan, banyak warga yang masih enggan memakai masker. Padahal, menurut dia, penggunaan masker itu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk orang lain. "Karena itu saya harap, pedagang menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker," kata dia.

Menurut Uu, para pedagang itu harus dipaksa terlebih dahulu untuk melakukan dengan rapid test. Para pedagang itu beralasan sehat. Padahal, ia menjelaskan, banyak orang yang terpapar Covid-19 tanpa adanya gejala klinis. Apalagi, Pasar Hewan Manonjaya bukan hanya menjadi tempat aktivitas pedagang dari Jabar, melainkan juga dari luar Jabar. "Itu yang kami khawatirkan. Kita tes di sini untuk memastikan tidak ada penyebaran gratis," kata dia.

Uu berharap, warga bisa sadar untuk melakukan tes dan tak perlu dipaksa-paksa. Apalagi, tes yang dilakukan tak dipungut biaya."Ini gratis karena untuk kepentingan kita semua. Kita tes banyak itu untuk dapat melakukan penanganan dengan cepat," kata dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement