Rabu 15 Jul 2020 20:38 WIB

Langkah Aceh Barat Tanggap Tangani Covid-19 Diapreasi

Aceh Barat melakukan rapid test di perbatasan kota pintu masuk.

Aceh Barat melakukan rapid test di perbatasan kota pintu masuk Aceh Barat. Ilustrasi rapid test
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Aceh Barat melakukan rapid test di perbatasan kota pintu masuk Aceh Barat. Ilustrasi rapid test

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH— Pemerintah memuji cara Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menangani pandemi Covid-19 selama beberapa bulan terakhir.  

“Saya mengapresiasi Pemkab Aceh Barat dan masyarakatnya karena sangat sigap mencegah penyebaran virus corona, seperti melakukan rapid test (tes cepat) di perbatasan kabupaten,” kata Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia Mayjen TNI (Purn) Dody Usodo Hargo. saat melakukan kunjungan kerja ke Meulaboh, Rabu (15/7).

Baca Juga

Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya melakukan 3T (tracing, tracking dan treatment) dalam penanganan Covid-19, sehingga pencegahan dan penanganan penyakit tersebut di masyarakat lebih mudah dilakukan.

Dody juga menambahkan, terkait rapid test terhadap masyarakat apabila hasilnya reaktif, maka bisa jadi karena faktor kelelahan atau penyakit lainnya dan hasil reaktif tersebut belum tentu itu positif Covid-19.

Dia menjelaskan, apabila sudah dicek reaktif saat rapid test, maka harus ditindaklanjuti untuk dilakukan tes usap untuk memastikan apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Dalam kesempatan ini, dia juga mengimbau agar masyarakat di Kabupaten Aceh Barat dapat melaksanakan hal yang mudah dalam mengantisipasi virus corona, seperti memakai masker, mencuci tangan secara rutin, dan menjaga jarak. “Dan, tugas Pemda Aceh Barat tentunya memfasilitasinya (protokol kesehatan),” kata Dody menambahkan.

Dia juga mendoakan semoga masyarakat di Aceh yang terjangkit virus corona agar dapat segera sembuh. “Walaupun Aceh Barat berada dalam zona hijau, namun harus tetap melaksanakan protokol kesehatan,” katanya berpesan. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement