REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Modal Rakyat Indonesia menyatakan, kinerjanya tetap terjaga selama pandemi Covid-19. Sebab, perusahaan financial technology Peer 2 Peer (fintech P2P) lending itu hanya menyalurkan pembiayaan ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berkualitas dan memiliki kemampuan beradaptasi dalam kondisi apapun.
"Umumnya saat krisis, kebutuhan dana meningkat. Namun kita sangat selektif dan hati-hati dalam memilih UMKM yang kita berikan pendanaan, karena kita harus menjaga kepercayaan masyarakat, jangan sampai pembiayaan sudah disalurkan namun tidak berhasil," ujar Co-Founder dan Komisaris Utama Modal Rakyat Wafa Taftazani saat ditemui di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, pada Rabu, (15/7).
Ia menyebutkan, saat ini tingkat keberhasilan pengembalian (TKB) Modal Rakyat berkisar 98,8 persen. "So far TKB kita nggak bergerak jauh, kita sangat teliti dan hati-hati salurkan pembiayaan, karena menurut saya itu kuncinya," katanya.
Sistem yang diterapkan Modal Rakyat pun, kata dia, sekelas dengan perbankan. Ia menegaskan, perusahaan fokus pada pertumbuhan berkelanjutan.
Sejak didirikan pada 2017, Wafa menyebutkan, fintech tersebut telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 380 miliar. Pendanaan itu dikucurkan kepada UMKM berbagai sektor seperti perdagangan, konstruksi, perikanan, serta pertanian.
Kini perusahaan tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. "Diskusinya masih dalam tahap eksplorasi, saya baru sekali ke Kemenkop, jadi kami diskusikan bagaimana Kemenkop bisa masuk ke ekosistem kami," tuturnya.
Ia berharap, lewat kerja sama dengan Kemenkop, semakin banyak UMKM berkualitas yang bisa disalurkan pendanaan. "Kemenkop punya data UMKM terbaik. Kerja sama strategis dengan pemerintah dan swasta bisa bantu kami ajak UMKM berkualitas tinggi," ujar dia.