REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi ekonomi nasional tumbuh minus 4,3 persen pada kuartal II 2020 ini. Capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II ini cerminan dampak pandemi Covid-19 yang sangat memukul perekonomian nasional. Sementara pada kuartal I lalu, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di angka 2,97 persen.
"Dan beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, minus ke 4,3 (persen). Di kuartal pertama kita masih positif 2,97 (persen), 2,97 (persen)," jelas Presiden Jokowi di hadapan para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (15/7), dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet.
Kendati pertumbuhan ekonomi kuartal II sangat tertekan, Jokowi meyakini bahwa kondisinya masih jauh lebih baik dibanding bila pemerintah mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah secara total pada awal pandemi Covid-19. Menurutnya, jika kebijakan lockdown saat itu diambil, maka pertumbuhan ekonomi nasional bisa minus 17 persen.
"Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17 (persen)," katanya.
Presiden mengaku terus mengupdate perkembangan ekonomi dunia. Dari keterangan yang didapat dari Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, didapat prediksi pertumbuhan ekonomi dunia terjun ke angka minus 2,5 persen.
Namun berselang tak lama, sebut Jokowi, Presiden Bank Dunia David Malpass justru memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan bertengger di angka minus 5 persen. Terakhir, OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) memberi prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global bisa minus 7,6 persen.
"Saya minta pada para Gubernur, agar rem dan gasnya ini diatur betul. Jangan sampai tidak terkendali. Enggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja enggak bisa, ya Covid-19 nya juga nanti malah naik ke mana-mana, enggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya diatur betul, semuanya terkendali semuanya," jelas Jokowi.