Kamis 16 Jul 2020 01:20 WIB

KPAI Soroti Maraknya Kejahatan Seksual Anak di Depok

Aries mempertanyakan predikat Depok Kota Layak Anak jika demikian.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait (kiri)
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI) Arist Merdeka Sirait menyoroti angka kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak mengalami peningkatan hingga mencapai 59 persen sejak masa pandemi Covid-19.  "Jadi sebenarnya cukup mengejutkan, sebelum virus Corona melanda dunia, kejahatan seksual itu tinggi termasuk di Kota Depok, dan itu di dominasi kejahatan seksual. Ada yang sifatnya orang-perorang dan ada yang bersama, dan ironisnya sejumlah kasus di antaranya dilakukan oleh orang terdekat," ujar Arist saat jumpa pres di Balai Wartawan Kota Depok, kemarin. 

Arist juga menyoroti kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang selama ini kerap menggembar-gemborkan predikat sebagai kota layak anak, tapi kejahatan seksual terhadap anak cukup marak terjadi di Kota Depok. "Kebetulan saya orang Depok, saya masih bertanya dan terus bertanya, apa wujud kota ramah anak itu. Saya penduduk Kecamatan Tapos, tapi saya lihat tak ada kebijakan-kebijakan itu yang memberdayakan masyarakat untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak," tegasnya.

Baca Juga

Menurut Arist, dia merasa malu dengan maraknya kasus kejahatan terhadap anak di Kota Depok. Dalam dua bulan ini telah terjadi penculikan anak, kekerasan seksual terhadap anak yakni puluhan anak dicabuli di gereja dan seorang bapak mencabuli dua putri kandungnya. 

"Saya tentu bertanya dan saya malu sebenarnya, karena saya mengurus anak-anak secara nasional tapi di Kota Depok sendiri belum dapat memberikan rasa aman anak, tidak layak anak," terangnya geram.

Dia menuturkan, dengan sederet kasus kejahatan terhadap anak yang terjadi, dirinya kembali mempertanyakan predikat Depok sebagai kota layak anak. Ia bahkan menyinggung perhatian Wali Kota Depok, Mohammad Idris, atas sejumlah kasus tersebut.

“Mohon maaf pada Pak Wali Kota yang akan maju lagi, kalau tidak berpihak kepada anak, mau ke mana masa depan Kota Depok ini? Saya bukan orang politik. Saya mempertanyakan wujud nyata dari kota layak anak itu," tutur Arist.

Arist mengatakan dia justru mengapresiasi kinerja para wartawan di Kota Depok yang cepat respons memberitakan terjadinya kekerasan terhadap anak. "Saya apresiasi kinerja para wartawan di Kota Depok yang cukup memberikan perhatian atas kejadian-kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Depok. Saya yakin para wartawan bekerja dengan hati nurani untuk kehidupan yang lebih baik," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement