Kamis 16 Jul 2020 04:10 WIB

Bagaimana Gambaran Resepsi Pernikahan di Era Normal Baru?

Resepsi pernikahan menjadi aktivitas yang sangat rentan penyebaran Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Simulasi prosesi resepsi pernikahan yang menerapkan protokol kesehatan di masa normal baru di Menara BNI Grand Ballroom, Jakarta, Kamis (9/7). Kegiatan simulasi tersebut dilakukan sebagai upaya sosialisasi dan pedoman penyelenggaraan kegiatan pernikahan yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat selama masa normal baru.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Simulasi prosesi resepsi pernikahan yang menerapkan protokol kesehatan di masa normal baru di Menara BNI Grand Ballroom, Jakarta, Kamis (9/7). Kegiatan simulasi tersebut dilakukan sebagai upaya sosialisasi dan pedoman penyelenggaraan kegiatan pernikahan yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat selama masa normal baru.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Resepsi pernikahan menjadi salah satu kegiatan yang belum diperbolehkan di DKI Jakarta untuk saat ini. Resepsi dianggap masih menjadi aktivitas yang sangat rentan penyebaran virus corona tipe baru penyebab Covid-19.

Namun begitu, bagaimana kira-kira gambaran resepsi di era normal baru? CEO Event & Wedding Organizer BZ Group Zul Fahmi mengatakan, di era normal baru ada banyak hal yang berubah.

Baca Juga

Pertama, jumlah tamu undangan akan dibatasi setidaknya 50 persen dari kapasitas normal. Misalnya untuk Grand Ballroom BNI, di era normal baru hanya bisa menampung 500 hingga 800 tamu undangan, berbeda dengan kapasitas normal yang muat 2.500 tamu.

Kedua, penerapan protokol kesehatan yang ketat. Nanti, setiap tamu undangan wajib mengenakan masker dan akan dicek suhu tubuh sebelum masuk ke ballroom.

Hand sanitizer akan disediakan di berbagai spot, seperti spot makanan, pintu masuk, dan beberapa tempat strategis lainnya. Setiap vendor juga wajib membersihkan semua alatnya dengan disinfektan sebelum digunakan.

 

Vendor makanan juga memiliki aturan yang berbeda, seperti semua makanan skemanya menuntut adanya pelayanan untuk menghidangkan. Tamu tidak bisa mengambil makanannya sendiri. Semua pekerja dilengkapi masker, face shield, dan sarung tangan.

"Sendok dan garpu juga kami sediakan terpisah, kami bungkus dengan plastik agar lebih terjaga kehigienisannya," kata Zul dalam simulasi wedding era normal baru di Menara BNI Grand Ballroom, Kamis (9/7).

Ketiga, setiap tamu dan panitia wajib menjaga jarak fisik selama resepsi berlangsung. Kursi, antrean makan, dan antrean pelaminan akan diberikan batas jarak setiap orangnya. Nanti juga akan ada pengawas yang bertugas untuk menertibkan tamu undangan agar tetap menjaga jarak dan protokol kesehatan lainnya.

Di pelaminan, tamu dan pengantin hanya diperbolehkan salam namaste dan tidak boleh bersentuhan sama sekali. Panggung pelaminan juga akan didesain menjadi beberapa level panggung. Tujuannya sebagai pembatas jarak antara tamu dan pengantin. Level itu juga memudahkan untuk berfoto agar tetap bisa menjaga jarak.

"Level itu juga untuk antisipasi agar pengantin dan tamu tidak ada sentuhan, kalau sama temen deket kan pasti refleks sentuhan, pelukan gitu. Nah dengan adanya level ini diharapkan bisa mengantisipasi itu," jelas Zul.

Sementara itu, menurut Zul, diadakannya simulasi resepsi pernikahan di era normal baru ini diharapkan bisa menjadi ajang edukasi dan latihan khususnya bagi vendor dan panitia. Direktur Grha BNI 46, Giri Dwi Susanto mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan segala fasilitas guna mendukung pelaksanaan resepsi agar sesuai dengan protokol kesehatan di era normal baru.

"Kami akan terapkan protokol kesehatan yang sesuai dengan instruksi pemerintah. Bahkan di kami juga ada klinik kesehatan, yang bisa kami optimalkan jika ada tamu undangan yang suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat Celsius untuk dicek kesehatannya," kata Giri pada konferensi pers usai simulasi resepsi pernikahan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement