REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA— Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan guguran pada Rabu malam pukul 18.29 WIB.
"Betul, terjadi guguran pukul 18.29 WIB," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu (15/7) malam.
Hanik mengatakan lokasi pasti terjadinya guguran belum terlihat karena terkendala cuaca. Meski demikian, dia menyebutkan suara guguran itu terdengar dari Pos Pengamatan Merapi Babadan dengan durasi yang tidak tercatat secara pasti. "Untuk suara guguran tidak tercatat secara pasti," kata Hanik.
Berdasarkan pengamatan BPPTKG pada pukul 18.00 WIB, tercatat sejumlah aktivitas kegempaan di Gunung Merapi yang terdiri atas satu kali gempa multiphase (MP) dan dua kali gempa guguran.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada.
Untuk sementara BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.