Kamis 16 Jul 2020 08:10 WIB

Pakistan Larang Pasar Ternak Buka di Dalam Kota

Umat Muslim boleh menjual dan membeli hewan kurban di pasar pinggiran kota.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Karta Raharja Ucu
Unta-unta yang akan dijual sebagai hewan kurban di Karachi, Pakistan, Rabu (23/8).
Foto: Rehan Khan/EPA
Unta-unta yang akan dijual sebagai hewan kurban di Karachi, Pakistan, Rabu (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Pemerintah Pakistan melarang pasar ternak terbuka di berbagai kota untuk perayaan dan liburan Idul Adha. Pelarangan di perayaan yang disebut "Pesta Pengorbanan" itu guna mencegah penyebaran virus corona.

Meski melarang pasar ternak, umat Muslim masih akan diizinkan membeli dan menjual hewan kurban di 700 pasar yang ditunjuk oleh pemerintah. Ratusan pasar itu akan didirikan di pinggiran kota di seluruh negeri.

Dilansir pada laman Al Arabiya, Rabu (15/7), ratusan pasar itu hanya akan tetap buka dari pagi hingga sore hari. Langkah tersebut dilakukan ketika Pakistan melaporkan pada Senin terdapat jumlah baru 69 kematian covid-19, menjadikan total kematian menjadi 5.266.

Pakistan sendiri saat ini memiliki 251.625 kasus positif virus corona yang dikonfirmasi. Keputusan untuk melarang pasar ternak terbuka di kota diumumkan pemerintah pada pertemuan Pusat Komando dan Kontrol Nasional, yang mengawasi negara terhadap virus corona.

Semua pembeli dan penjual hewan kurban harus mematuhi peraturan jarak sosial. Idul Adha sendiri akan dirayakan di Pakistan pada 31 Juli, tergantung pada penampakan bulan. Selama liburan tiga hari, umat Muslim di seluruh dunia akan menyembelih hewan ternak dan mendistribusikan sebagian daging kepada orang miskin.

Sebelumnya dilansir pada laman yang sama pada 8 Juli disebutkan tingkat infeksi harian Pakistan turun di bawah 3.000 untuk kedua hari belakangan, meskipun para ahli medis memperingatkan hal tersebut mungkin karena kurang pengujian. Hampir 21.000 tes untuk virus corona dilakukan setiap hari, namun berkurang dibandingkan dengan puncak tes sebelumnya yang hampir mengetes 33 ribu orang.

Beberapa ahli medis, terutama di kota timur Lahore, ibukota provinsi Punjab Pakistan tempat hampir 60 persen dari 220 juta penduduk negara itu tinggal, menyebut virus itu mungkin telah memuncak pada Juni. Perdana Menteri Pakistan sendiri telah mengamanatkan penggunaan masker dengan penggunaannya secara terus menerus dan menerapkan jarak sosial. Pemerintah sendiri telah menerapkan lockdown di setidaknya 800 pasar, tempat bisnis dan daerah perumahan di mana hotspot infeksi telah muncul.

n. rahayu marini hakim

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement