REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya mendorong pemulihan ekonomi melalui penyelamatan dan recovery UMKM akibat pandemi Covid-19. Hal ini mengingat sebesar 99,99 persen entitas bisnis di Indonesia berada pada segmen UMKM.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan sektor UMKM memberi andil signifikan karena menyerap sebesar 97 persen tenaga kerja atau sebanyak 116,97 juta orang. “UMKM kita sekarang itu slow down dan ada yang shut down karena interaksi masyarakat berkurang, sehingga aktivitas ekonomi berkurang dan semua menjadi menurun, daya beli menurun, kembali ke konsumsi dasar. BRI mengambil langkah dengan mendorong lewat jalur pangan,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (16/7).
Menurutnya perseroan berupaya mempercepat pemulihan ekonomi dengan menyalurkan kredit yang difokuskan sektor pangan dan menyasar segmen UMKM. Diharapkan, hal ini menjadi pengungkit bagi bergeraknya sektor riil seperti distribusi, transportasi, dan perdagangan.
“Roda ini harus dikembalikan ke putaran normal, dipicu pada sektor pangan. UMKM itu lebih membutuhkan edukasi dan pendampingan supaya mereka bisa menjadi mitra lembaga keuangan secara setara. Maka mari kita mengelola UMKM dengan baik dan benar,” ucapnya.
Sementara Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menambahkan pandemi Covid-19 menyebabkan banyak aktivitas ekonomi dan masyarakat yang terganggu. Pada sisi lain, aktivitas ekonomi yang mampu menghasilkan pendapatan menjadi terkendala dan dunia usaha menghadapi ganguan cashflow atau likuiditas.
“Sinergi antar pemangku kepentingan atau pelaku-pelaku utama perekonomian benar-benar perlu dikonsolidasikan. Kondisi krisis kita saat ini bukan semata-mata butuh bantuan modal. Kita butuh satu program konkret, kalau masih mengakui UMKM ini adalah tiang utama ekonomi kita,” ucapnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter A Redjalam mengatakan menjaga ketahanan dan keberlangsungan dunia usaha atau sektor riil sekaligus menjaga stabilitas sektor keuangan menjadi penentu keberhasilan dalam menghindari terjadinya krisis.
“Kebijakan restrukturisasi kredit membantu dunia usaha sekaligus membantu sektor keuangan. Cakupan kebijakan pemerintah sudah luas. Perlu adanya sinergi, bahu membahu menjaga dunia usaha dan sektor keuangan, sinergi antar lembaga mutlak diperlukan,” ucapnya.
Adapun langkah restrukturisasi kredit menjadi salah satu upaya nyata BRI terhadap penyelamatan UMKM yang terkena dampak pandemi corona. Hal ini sebagai tindak lanjut POJK No 11 Tahun 2020.
Sejak 16 Maret hingga 6 Juli 2020, BRI telah merestrukturisasi kredit pelaku usaha yang terdampak wabah corona sebanyak 2,88 juta debitur dengan total kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp 177,304 triliun. Kemudian pada 24 Juni 2020, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menempatkan dana sebesar Rp 30 triliun pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
BRI mendapatkan penempatan Rp 10 triliun. Sejak 25 Juni hingga 15 Juli 2020, BRI berhasil menyalurkan kredit dalam rangka penempatan dana pemerintah sekitar Rp 13,59 triliun dengan jumlah debitur penerima mencapai 295,617 debitur.
Lanjut Sunarso, perseroan berupaya untuk me-leverage dana yang ditempatkan pemerintah tersebut minimal tiga kali lipat dalam bentuk ekspansi kredit dalam tiga bulan. Hal ini untuk menggerakkan sektor riil dan mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
BRI juga gencar menyalurkan stimulus tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah. Penyaluran subsidi tambahan KUR diberikan kepada lebih dari 211.477 debitur KUR dengan total nilai Rp 12,97 miliar.
“Krisis ini membuat inovasi kita (BRI) makin cepat. Kami buat eksosistem pasar, ekosistem digital, ekosistem desa. Kami membuat web pasar yang mendukung barang-barang dari desa mengalir ke pasar lalu orang berbelanja secara online, pedagang diajari menggunakan aplikasi, belanja diantar oleh kurir, kurir diajarkan untuk menerima transaksi, mendigitalkan pasar tradisonal,” tuturnya.
BRI juga terus memperluas kehadiran web pasar secara nasional, yang saat ini berjumlah 3.983 web pasar akan ditambah menjadi 5.241 web pasar. Satu orang mantri didedikasikan di tiap-tiap pasar untuk melakukan edukasi kepada anggota ekosistem pasar, salah satunya terkait cashless society.
“Diharapkan dapat mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM yang terpukul akibat pandemi Covid-19, sehingga ekonomi Indonesia kembali bangkit,” ucapnya.