REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bagong Suyanto*
Francois Abello Camille alias Frans (65 tahun), seorang predator seksual mancanegara, yang ditangkap aparat dilaporkan tewas tatkala ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Warga Prancis yang terlibat kasus eksploitasi dan tindak kekerasan seksual ini, memilih jalan pintas dengan bunuh diri daripada menjalani proses hukum.
Ulah Frans, predator seksual yang sudah tergolong lansia ini, menjadi perbincangan publik. Sebab, anak yang menjadi korban tindakan bejatnya bukan hanya satu-dua orang, melainkan 305 anak. Dengan bermodal janji dan bujuk rayu bakal menjadikan korban model, Frans selama ini leluasa menjalankan aksinya.
Sejak Desember 2019 hingga Juli 2020, Frans ditengarai memperdayai 305 korban. Bisa dibayangkan, berapa korban bakal jatuh jika predator seksual ini tidak keburu ditangkap.
Anak jalanan
Dari hasil penyelidikan, korban predator seksual asal Prancis ini mayoritas anak jalanan dari berbagai kawasan di DKI Jakarta. Korban tindak kekerasan seksual yang dila kukan Frans rata-rata berusia 10 hingga 17 tahun.
Mereka adalah anak-anak dari golongan miskin yang bekerja dan hidup di jalanan. Berbeda dengan anak-anak keluarga mapan yang memiliki perlindungan baik, sebagian besar anak jalanan yang menjadi korban mu dah teperdaya dan rawan diperlakukan salah.
Anak jalanan adalah anak-anak tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, bahkan tak bersa habat.
Meski anak jalanan laki-laki juga rawan diperkosa atau disodomi, anak-anak perem puan yang hidup di jalanan perlu perhatian khusus. Sebab, meski cenderung lebih tersembunyi, anak perempuan mempunyai risiko lebih besar diperlakukan salah secara seksual.