Kamis 16 Jul 2020 10:37 WIB

Trump Lanjutkan Pertemuan dengan Korut Jika Ada Kemajuan

Trump hanya mau bertemu pemimpin Korut jika ada kemungkinan kemajuan yang nyata

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Rabu (15/7) membuat pernyataan yang mengecilkan semangat mengenai kemungkinan pertemuan AS berikutnyadengan Korea Utara. Menurut Pompeo, menjelang pemilu AS November mendatang, Presiden Donald Trump hanya ingin bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un jika ada kemungkinan kemajuan nyata.

"Sekarang Juli. Saya pikir itu tidak mungkin dilakukan. Tetapi jika itu sesuai, kami pikir kami dapat membuat kemajuan menyangkut bahan pembicaraan dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mempertemukan Presiden Trump dengan Pemimpin Kim. Saya yakin bahwa Korea Utara dan Presiden Trump akan menemukan cara demi kepentingan terbaik kita," ujar Pompeo dalam forum Economic Club of New York.

Baca Juga

Dia merujuk pada pembicaraan tentang pertemuan puncak berikutnya antara Trump dan Kim sebelum pemilihan presiden AS pada November, yaitu saat Trump mengincar masa jabatan kedua. Pompeo juga mengatakan dalam wawancara dengan laman berita The Hill bahwa pihak Korea Utara telah "memilih untuk tidak melakukan upaya menuju penyelesaian masalah".

Dalam interaksi daring dengan Economic Club of New York, Pompeo kemudian mengatakan ada lebih banyak diskusi dengan Korea Utara daripada yang diketahui publik dan dia berharap diskusi tingkat pejabat tinggi bisa berlangsung dalam waktu dekat.

Trump dan Kim sudah bertemu tiga kali. Sekali pada 2018 dan dua kali pada 2019, tetapi gagal membuat kemajuan menyangkut seruan AS agar Korea Utara menghentikan program senjata nuklirnya maupun tuntutan Pyongyang agar sanksi internasional terhadap Korut dihentikan.

Trump mengatakan, dalam sebuah wawancara pada 7 Juli, ia akan bersedia melakukan pertemuan puncak berikutnya jika ia pikir pertemuan itu akan bermanfaat.

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, pekan lalu menyatakan bahwa pertemuan lanjutan antara kakaknya dan Trump tidak mungkin terjadi tahun ini. Namun, ia mengatakan "kejutan mungkin saja terjadi".

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement