REPUBLIKA.CO.ID, LUWU UTARA -- Hari kedua selain tetap melanjutkan pencarian korban, tim akan melakukan assement terkait titik-titik posko pengungsian yang bisa diintervensi program kesehatan. Tim akan melakukan koordinasi terkait pelaksanaan program Dapur Umum yang akan digelar bersama instansi Kemenag setempat.
Sementara itu, dicanangkan mulai Rabu, (15/7) tim akan melangsungkan program Pos Hangat di pos pengungsian sekitar Kantor Bupati Luwu Utara yang didiami sekitar 30 keluarga pengungsi dan beberapa titik lain,” ujar Syarif Syamsudin selaku Koordinator Lapangan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa (DD).
“Cuaca hari ini cukup cerah namun tadi sempat mendung sehingga tim memutuskan menarik diri sebagai antisipasi hujan turun yang mengakibatkan banjir kembali terjadi. Besok rencananya, kita masih meneruskan pencarian korban bersama segenap potensi lain dan akan membagi ke dua titik pencarian,” tutur Syarif.
Pascabanjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, siang tadi Tim DMC DD melakukan evakuasi korban terdampak yang masih belum ditemukan. Syarif mengatakan, lewat sinergi dengan berbagai lembaga kemanusiaan lain, tim berhasil mengevakuasi tiga korban meninggal dunia yag berada di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Proses evakuasi, ucap dia, cukup sulit dilakukan mengingat material lumpur yang terbawa banjir masih menggenang dengan ketinggian hingga semeter lebih.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, hingga hari ini terdampak 6 kecamatan terdampak dengan 4.930 Keluarga terdampak dan 156 Kepala Keluarga (KK) dengan rincian 656 orang mengungsi. Sementara itu 18 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia, 23 orang hilang dan 10 orang luka-luka.