Kamis 16 Jul 2020 11:20 WIB

Sebanyak 14.991 Pelaku Ekraf Jabar Terdampak Covid-19

Pagelaran Ekfar Film Festival diharapkan menatik gairah pelaku ekraf kembali berkarya

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Warga menonton film karya sineas Indonesia di salah satu aplikasi perangkat elektronik di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).?Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengajak masyarakat untuk menonton film Indonesia berkualitas di rumah saja, Kemenparekraf bekerja sama dengan layanan streaming dan unduh film dari Gojek, GoPlay dan Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk mendukung perfilman Indonesia dan memberikan apresiasi kepada para pekerja film.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warga menonton film karya sineas Indonesia di salah satu aplikasi perangkat elektronik di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).?Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengajak masyarakat untuk menonton film Indonesia berkualitas di rumah saja, Kemenparekraf bekerja sama dengan layanan streaming dan unduh film dari Gojek, GoPlay dan Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk mendukung perfilman Indonesia dan memberikan apresiasi kepada para pekerja film.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pandemi Covid-19 memukul ekonomi kreatif Jawa Barat (Jabar). Sebanyak 14.991 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) Jabar terdampak. Kreativitas dan inovasi terhenti, khususnya pada sub sektor film. 

Memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Pemerintah Provinsi Jabar coba menggerakkan sub sektor film dengan menggelar Ekraf Film Festival 2020. Gelaran tersebut diharapkan memantik gairah pelaku ekraf untuk kembali berkarya. 

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, potensi ekraf Jabar, khususnya sub sektor film, sangatlah besar. Belum lagi kondisi alam dan budaya Jabar mampu menopang pelaku ekraf untuk menciptakan karya film yang menawan dan memesona. 

“Saya menyambut baik kegiatan Festival Film Ekonomi Kreatif yang dikompetisikan untuk menggali potensi ekonomi kreatif di bidang perfilman. Tentunya setting di Jawa Barat sangat indah dan luas, orang kreatif anak mudanya juga banyak atau hampir 60 persen,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu (15/7). 

Emil mengatakan, cerita, audio, dan teknik pengambilan gambar yang apik,  menjadi modal penting dalam membuat film berkualitas. Menurutnya, film yang baik adalah yang ada skrip, urut-urutan apa yang harus diambil, ceritanya seperti apa, sehingga menghasilkan cerita yang kuat. "Kadang-kadang ceritanya kuat, tapi teknis fotografinya biasa saja juga bisa keren, apalagi kalau teknis fotografinya bisa bagus,” katanya. 

Sedangkan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, film yang baik harus mengandung pesan moral, nilai kebangsaan, patriotisme, dan edukatif. 

"Setiap film yang dibuat ada pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat, khususnya para penonton, terutama pesan moral yang harus diselipkan dalam setiap filmnya. Apalagi hari ini tontonan dianggap jadi tuntunan,” kata Uu. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement