REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggandeng peternak sapi perah untuk menyediakan komoditas susu dalam paket bantuan sosial (bansos) provinsi tahap II. Tepatnya, sekitar 16 koperasi susu dan 17.428 peternak sapi perah terlibat dalam penyediaan komoditas susu pada bansos provinsi tahap II ini.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar Jafar Ismail, keterlibatan peternak sapi perah dapat menggerakan ekonomi masyarakat. Karena, penyedia pangan sapi pun terlibat dalam proses produksi susu.
"Dalam produksi susu, tidak hanya peternak sapi perah yang terlibat. Banyak masyarakat yang akan mendapatkan dampak positif, khususnya di sisi ekonomi," ujar Jafar di Kota Bandung, Rabu petang (15/7).
Jafar melaporkan, pada 2019, tercatat ada sekitar 120.716 ekor sapi perah di Jabar. Produksi susu pada tahun tersebut mencapai 310.885 ton dengan konsumsi susu 8,33 kilogram per kapita per tahun. "Jika melihat data, kami masih defisit 58.637 ton susu cair. Tapi penyerapan susu di tengah pandemi menurun," katanya.
Dengan adanya komoditas susu dalam bansos provinsi, kata dia, penyerapan susu akan kembali meningkat. "Kami yakin kebutuhan susu untuk paket Bansos Provinsi Jabar akan terpenuhi," katanya.
Jafar menjelaskan, susu mengandung protein yang sama baiknya dengan telur. Selain itu, susu dengan metode pengawetan Ultra High Temperature (UHT) dapat bertahan 6 sd 9 bulan.
Saat ini, kata dia, di Jabar ada sembilan daerah di Jabar sebagai penghasil susu, seperti Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan kabupaten Sukabumi. "Susu UHT tahan 6 sampai 9 bulan walaupun di suhu ruang. Saat pendistribusiannya pun aman," katanya.
Sementara menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jabar Dedi Setiadi, sekitar 16 koperasi susu dan 17.428 peternak sapi perah terlibat dalam penyediaan komoditas susu dalam bansos provinsi tahap II.
"Populasi sapi dari peternak sapi perah di Jabar yang tergabung dalam Koperasi Susu mencapai 65.416 ekor dengan jumlah produksi susu per hari sekitar 495.000 liter," kata Dedi.
Jabar, kata Dedi, menjadi salah satu provinsi pemasok susu sapi nasional. Kualitas susu sapi Jabar pun sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) karena berstatus super special grade.
Dengan masuknya susu menjadi komoditas bansos provinsi, kata dia, tingkat konsumsi susu masyarakat Jabar akan meningkat. Selain itu, peternak sapi perah mendapatkan tiga kepastian, yakni kepastian membayar, kepastian harga tidak melonjak, dan kepastian penyerapan susu.
"Susu Jabar untuk masyarakat Jabar. Saya kira program dari Pak Ridwan Kamil (Gubernur Jabar) harus diapresiasi karena mampu menggerakan ekonomi masyarakat, khususnya peternak perah sapi di Jabar," katanya.