Kamis 16 Jul 2020 12:57 WIB

Pencarian Dua Nelayan Rokan Hilir Terkendala Buaya

Sungai Rokan Hilir tempat dua nelayan hilang banyak terdapat buaya muara.

Tim SAR gabungan masih berupaya mencari dua nelayan hilang dalam kecelakaan kapal karam di Kabupaten Rokan Hilir, Riau (Foto: ilustrasi tim SAR)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tim SAR gabungan masih berupaya mencari dua nelayan hilang dalam kecelakaan kapal karam di Kabupaten Rokan Hilir, Riau (Foto: ilustrasi tim SAR)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim SAR gabungan masih berupaya mencari dua nelayan hilang dalam kecelakaan kapal karam di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Namun proses pencarian terkendala karena lokasi perairan banyak buaya muara.

"Kendala di lapangan adanya predator dan arus pasang surut sungai Rokan sangat deras. Predator itu maksudnya buaya, jadi kami harus ekstra hati-hati," kata Humas Kantor Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo, di Pekanbaru, Kamis (16/7).

Baca Juga

Ia mengatakan, pencarian hari pertama masih nihil. Warga dan keluarga korban berusaha menaikkan bangkai perahu yang karam dan mencari korban di sekitar kapal.

"Pencarian dilakukan di area sekitar perahu yang karam hingga ke kawasan daerah Padamaran dan Pulau Halang," katanya.

Lokasi pencarian yang dinilai sangat rawan membuat tim SAR tidak bisa melakukan penyelaman di perairan tersebut saat melanjutkan proses pencarian. "Risikonya besar kalau menyelam, di samping air keruh kan banyak predatornya," katanya.

Proses pencarian melibatkan tim SAR gabungan yang terdiri dari personel TNI AL dua orang, Polair Rohil 10 orang, BPBD Rohil tiga orang, masyarakat 30 orang, serta Unit Siaga SAR Kabupaten Rohil. Kapal pencari ikan karam pada Rabu (16/7) dini hari di perairan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, mengakibatkan dua nelayan hilang. Korban yang masih dalam pencarian bernama Surya dan Ono.

Kronologi kejadian berawal saat empat nelayan yang sedang menebar jaring di Dermaga Syahbandar Rohil pada Selasa (14/7) malam. Setelah menebar jaring mereka beristirahat di dermaga sambil menunggu jaring. Setelah kapal ditambat, tidak disadari keempat nelayan tersebut tertidur, sehingga air surut tidak diketahui sampai akhirnya kapalnya karam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement