REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRIsyariah Tbk mengandalkan aplikasi digital i-Kurma untuk tetap tumbuh positif di era pandemi. Hingga bulan Juni 2020 BRIsyariah telah menyalurkan pembiayaan mikro untuk UMKM sebesar Rp 9,5 triliun atau tumbuh sekitar 150 persen dibandingkan posisi Juni 2019.
Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy menyampaikan pertumbuhan ini dilatarbelakangi oleh transformasi digital yang dilakukan BRIsyariah, salah satunya dengan penggunaan aplikasi i-Kurma. i-Kurma ialah aplikasi untuk memproses pengajuan pembiayaan.
"Aplikasi ini memudahkan tenaga pemasar pembiayaan BRIsyariah untuk memeriksa data calon nasabah, karena sudah terhubung secara online dengan Dukcapil dan OJK," katanya dalam keterangan pers, Kamis (16/7).
Dengan i-Kurma, pemohon pembiayaan hanya perlu menyampaikan identitas dan keterangan mengenai usahanya. Maksimal dalam dua hari sudah ada keputusan. Fidri mengatakan transformasi digital merupakan salah satu fokus BRIsyariah, di samping transformasi kultur.
Di era pandemi saat ini, BRIsyariah berkomitmen untuk bertransformasi dan berinovasi untuk terus tumbuh. Transformasi ini diarahkan sesuai visi misi, yaitu menjadi bank ritel terkemuka dengan beragam layanan.
Transformasi digital di sisi pembiayaan melalui i-Kurma juga sejalan dengan upaya BRIsyariah mendukung UMKM di Indonesia mengembangkan bisnisnya. BRIsyariah fokus untuk memberikan dukungan dan solusi kepada para pelaku UMKM melalui berbagai program dan layanan seperti pembiayaan dan layanan transaksi keuangan digital.
Melihat efektivitas yang ditimbulkan oleh digitalisasi pembiayaan, BRIsyariah memperluas penggunaan i-Kurma untuk segmen konsumer, khususnya produk Multi Faedah di tahun 2020. Pembiayaan Multi Faedah adalah pembiayaan untuk berbagai keperluan calon nasabah yang bersifat konsumtif dengan sumber pembayaran penghasilan tetap.
"Pembiayaan konsumer Multi Faedah merupakan salah satu produk pembiayaan unggulan, karena itu kami mengakselerasi prosesnya agar pelayanan pada nasabah makin excellent," katanya.
Fidri menambahkan meskipun pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah pesat, penyaluran pembiayaan tetap selektif. Bank tetap berpegangan pada prinsip kehati-hatian karena masih banyak sektor produktif yang berpotensi berkembang di masa pandemi Covid-19.
BRIsyariah kini menyasar pada sektor produktif yang tetap dibutuhkan pada masa pandemi seperti pangan, pertanian, peternakan, alat kesehatan, dan obat-obatan. Fidri menyatakan bank harus membantu untuk memudahkan pelaku usaha yang membutuhkan bantuan pengembangan usaha.